7 Fakta Sarip Tambak Oso Dikenal Robin Hood van Sidoarjo

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 29 Agu 2022 07:03 WIB
Foto: Ilustrasi Sarip Tambak Oso (Foto ilustrasi: Edi Wahyono)
Sidoarjo -

Sarip Tambak Oso merupakan legenda bagi masyarakat Sidoarjo. Sarip diperkirakan hidup di akhir abad ke-19. Tambak Oso merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Waru, Sidoarjo. Nama desa tersebut diyakini merupakan asal Sarip.

Sosok Sarip selama ini dikenal sebagai lakon ludruk daripada lakon sejarah. Ini karena minimnya catatan sejarah mengenai Sarip.

Lalu siapa Sarip Tambak Oso? Berikut fakta-faktanya:

1. Sarip Tambak Oso Bukan berasal dari Desa Tambak Oso

Budayawan Sidoarjo, Henri Nurcahyo catatan sejarah mengenai sosok Sarip hampir tak ada. Meski begitu kisah Sarip berkembang secara lisan dalam budaya.

Dia menyakini Sarip sebenarnya bukan berasal dari Desa Tambak Oso. Namun, ia memang tinggal di desa tersebut.

"Sebenarnya bukan asli dari Tambak Oso. Namun memang ia tinggal di desa itu dan kemudian dikenal sebagai Sarip Tambak Oso sampai sekarang," kata Henri, Minggu (28/8/2022).

"Selama ini beberapa kajian tentang Sarip yang dikaji justru bukan kajian sejarahnya tapi adalah Sarip sebagai sebuah cerita lisan atau lakon ludruk," terang Henri.

2. Sarip Tambak Oso diketahui anak yatim

Dari cerita lisan yang beredar dan saksi yang pernah berjumpa, Sarip diketahui merupakan anak yatim. Ayahnya meninggal saat Sarip masih di dalam kandungan.

Dadang Ari Murtono dalam artikelnya "Sarip Tambok Oso" (2020) menyebut Sarip diperkirakan lahir pada abad ke-19. Sarip kemudian tumbuh sebagai anak hingga remaja di bawah pengasuhan ibunya. Sarip menghabiskan masa kecilnya di sekitar kali Sedati.

"Kalangan akademisi yang berbicara berdasarkan bukti-bukti empiris, menyebut ia berasal dari awal abad ke-19, lahir dari rahim seorang perempuan biasa," jelas Dadang dalam artikelnya.

Ayah Sarip, lanjut Dadang, diyakini merupakan salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro. Saat meninggal, ayah Sarip mewariskan hamparan sawah yang luas. Namun karena luasnya itu, sawah itu kemudian dititipkan untuk dikelola paman Sarip bernama Ridwan.

Namun rupanya, Sarip dan ibunya tak pernah mendapatkan hasil sawah yang dikelola pamannya itu. Ini karena pamannya terlalu rakus untuk membagikan kepada Sarip dan ibunya.




(fat/fat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork