Makam Syekh Al Wasil Syamsudin, atau yang biasa disebut Pangeran Mekah, selama Ramadan selalu menjadi 'jujugan' peziarah. Baik warga Kediri maupun luar Kediri datang untuk mengalap berkah.
Lokasi Makam Mbah Wasil ini berada di tengah Kota Kediri. Tepatnya di Jalan Dhoho. Tidak hanya saat Ramadan, Makam Pangeran Mekah juga dipadati peziarah saat Lebaran dan usai Idul Fitri.
Pengunjung yang datang dari luar Kediri, sebagian besar berasal dari Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Malang, Solo, Blitar, dan Tulungagung. Mereka biasanya menginap bila datang ke lokasi larut malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jumlah peziarah yang datang dalam satu Minggu terakhir ini mencapai 500-600 orang per hari," kata Juru Kunci sekaligus Petugas Makam Mbah Wasil, Muhamad Yusuf Wibisono kepada detikJatim, Sabtu (30/4/2022).
Selain Makam Mbah Wasil, kawasan pemakaman ini juga dikenal masyarakat Kediri dengan sebutan Setono Gedong. Sebutan itu terdiri dari kata Setono yang berarti makam dan Gedong sebagai sesuatu yang besar. Bila digabungkan menjadi kalimat makam besar (tokoh).
Pangeran Mekah atau Syekh Wasil Syamsudin konon merupakan penyebar agama Islam pertama di Kediri, tepatnya di Kelurahan Setono Gedong, Kecamatan Kota Kediri. Masyarakat, khususnya warga Kediri, biasa menyebutnya Mbah Wasil.
"Dipanggil Mbah Wasil karena beliau sering memberikan wasil (Ahli bertutur sapa, berpetuah yang baik)," imbuh Yusuf yang sekaligus petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.
Syekh Wasil diperkirakan masuk ke wilayah Kediri saat masa pemerintahan Raja Sri Aji Jayabaya di abad ke-10. Masyarakat percaya Syekh Wasil berasal dari Istanbul, Turki. Ia tidak serta-merta menyebarkan agama Islam.
![]() |
Dia memulai dakwah itu melalui pendekatan kepada masyarakat hingga bisa diterima dengan baik. Masyarakat kemudian memberinya gelar Pangeran Mekah. Namun sebutan Mbah Wasil paling akrab diucapkan masyarakat setempat.
Selain menjadi tokoh besar penyebaran agama Islam pertama kali, sosok Syekh Wasil Syamsudin konon juga merupakan guru spiritual Raja Kediri Sri Aji Jayabaya.
Bahkan kedekatannya dengan Raja Kediri itu disebut-sebut membuahkan ramalan masa depan atau sebuah kitab pusaran yang dikenal dengan Jongko Joyoboyo.
"Pada masa itu masuk pemerintahan Sri Aji Joyoboyo. Bahkan diduga mereka ada hubungan emosional. Ada yang mengatakan Mbah Wasil merupakan guru spiritual Sri Aji Joyoboyo," kata Yusuf.
![]() |
Hal itu juga dibuktikan dengan keberadaan situs-situs berupa arca yang ada di sekitar Setono Gedong yang lebih dahulu ada dibandingkan dengan keberadaan Islam di wilayah Kediri.
Dahulu, menurut Yusuf, yang juga petugas BPCB Jatim, kawasan Setono Gedong merupakan tempat sesembahan bagi kaum kepercayaan tertentu sebelum Pangeran Mekah menyebarkan Islam di Kediri.
Setelah Islam berkembang di sana, kawasan itu pun menjadi tempat penyebaran Islam. Yakni dengan dibangunnya Masjid Setono Gedong dan adanya makam tokoh penyebar Islam Syekh Wasil Syamsudin.
(dpe/fat)