Membangunkan warga sahur memakai kentongan bambu masih dilakukan warga Pasuruan. Di Pasuruan, tradisi yang hanya ada saat bulan Ramadan ini disebut Thok Thek Thok.
Thok Thek Thok diambil dari bunyi kentongan bambu yang ditabuh. Meski saat ini sudah disisipi instrumen lain seperti drum band, namun kentongan bambu tetap dominan dan menjadi alat utama.
Salah satu desa yang masih terdapat Thok Thek Thok adalah Desa Kedungpengaron, Kecamatan Kejayan, Pasuruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di desa ini, sejumlah warga baik tua maupun muda berkumpul di satu tempat sambil membawa kentongan dan drumband pada dini hari. Setelah warga lengkap, mereka berkeliling kampung memainkan instrumen kentongan mengajak warga sahur.
Sambil memainkan instrumen musik, mereka bernyanyi dan kadang berselawat. Sesekali seruan 'ayo sahur' diteriakkan warga.
Mustofa, salah satu pemukul kentongan mengatakan Thok Thek Thok sudah dilakukan warga desanya sejak puluhan tahun. Tradisi ini terus dilakukan turun-temurun.
"Kalau zaman dulu, cukup pakai kentongan. Saat ini ditambah alat musik lain seperti drum band. Tapi kentongan yang utama," kata Mustofa, Rabu (13/4/2022).
Selain membantu warga bangun sahur, kegiatan tersebut juga sebagai hiburan. Warga melakukannya dengan penuh kegembiraan.
"Alatnya juga buat sendiri. Kalau drumband, ya punya warga," jelasnya.
Sementara warga lain, Sutar, mengaku senang Thok Thek Thok tetap dilestarikan di desanya. Kegiatan itu membantu warga bangun untuk menyiapkan menu sahur.
"Selain itu, ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan," imbuh Sutar.
(hil/dte)