Penampakan Megah Candi Pandegong di Jombang Usai 2 Tahap Ekskavasi

Penampakan Megah Candi Pandegong di Jombang Usai 2 Tahap Ekskavasi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 26 Mar 2022 17:19 WIB
Candi Pandegong di jombang
Candi Pandegong Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang - Situs purbakala di Punden Pandegong, Jombang ternyata berupa candi yang cukup megah. Struktur bangunan suci ini tampak keseluruhan setelah melalui dua tahap ekskavasi.

Punden Pandegong di persawahan Dusun Kwasen, Desa Menganto, Mojowarno, Jombang, selama ini dikeramatkan masyarakat setempat. Stigma itu akhirnya berubah sejak ekskavasi tahap pertama tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim pada 12-21 November 2021.

Penggalian arkeologi yang didanai Pemkab Jombang itu menemukan sekitar 70 persen struktur Candi Pandegong. Ternyata, gundukan tanah di bawah pepohonan di dalam area Punden Pandegong adalah bangunan suci peninggalan para leluhur.

Selain itu, para arkeolog juga menemukan arca Nandiswara dan Mahakala. Arca Nandiswara berbahan batu andesit abu-abu tersisa bagian perut sampai kepala dengan tinggi 32, lebar 26 tebal 12 cm. Sedangkan Arca Mahakala masih utuh, berbahan batu andesit kemerah-merahan setinggi 63, lebar 30, tebal 12 cm.

Ekskavasi Candi Pandegong dilanjutkan tahun ini. Masih didanai Pemkab Jombang, ekskavasi tahap dua yang sedianya 10 hari diperjangan satu hari. Yakni 16-26 Maret. Pada tahap ini, tim dari BPCB Jatim menampakkan seluruh bangunan candi yang masih tertimbun tanah dan pepohonan, serta menggali sumur di tengah-tengah struktur candi.

"Candi di Situs Pandegong ini sudah tidak utuh. Ini yang kami temukan sebatas kaki candi," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Pandegong, Vidi Susanto kepada wartawan di lokasi ekskavasi, Sabtu (26/3/2022).

Denah maupun struktur kaki Candi Pandegong saat ini sudah tampak seluruhnya. Bangunan utama berdenah cruciform karena terdapat penampil atau tonjolan struktur di setiap sisinya. Struktur kaki candi ini seluas 8x8 meter persegi dengan tinggi bangunan yang tersisa 1,5-2 meter. Sedangkan tinggi fondasi candi sekitar 50 cm.

Bekas bangunan suci ini tersusun dari bata merah kuno. Panjang dan lebar masing-masing bata penyusunnya sama, yakni 35x22 cm. Hanya ketebalannya yang bervariasi, mulai dari 5, 8 sampai 10 cm. Tinggi kaki candi yang tak sama, serta permukaannya yang tidak rata membuktikan adanya tubuh candi yang telah runtuh. Banyak sekali pecahan bata kuno di sekeliling candi ini.

"Dengan adanya arca dan struktur penampil, umumnya di atasnya (kaki candi) ada tubuh candi. Pada tubuh candi bagian utara, selatan, timur dan barat terdapat relung untuk menempatkan arca," terang Vidi.

Struktur utama kaki Candi Pandegong mempunyai tiga macam hiasan. Yaitu hiasan palang Yunani atau tapak dara pada setiap bidang struktur, panil geometris di bagian bawah kaki candi, serta ragam hias garis lengkung. Sayangnya, bangunan kaki candi tidak sepenuhnya utuh. Kerusakan paling parah pada penampil sisi timur candi. Sehingga hanya tersisa struktur 50 x 50 cm.

"Penampil sisi timur sudah rusak, hanya tersisa sebatas bagian fondasi. Yang tampak di sisi timur itu bagian dalamnya. Kalau kulitnya dengan ornamen palang Yunani sudah hilang," ujar Vidi.

Candi Pandegong di jombangCandi Pandegong di Jombang/ Foto: Enggran Eko Budianto

Sementara penampil atau tonjolan struktur sisi barat Candi Pandegong bersambung dengan tangga yang juga berbahan bata merah kuno. Struktur tangga sepanjang 210 cm dari barat ke timur. Sedangkan lebarnya dari selatan ke utara 230 cm. Bagian paling tinggi tangga ini 100 cm. Posisi tangga membuktikan bangunan suci ini menghadap ke barat.

"Candi Pandegong menghadap ke barat. Orientasi pemujaan ke yoni di dalam garbhagraha (ruangan paling suci di dalam tubuh candi)," ungkap Vidi.

Runtuhnya tubuh candi membuat bagian paling suci di Candi Pandegong nyaris tak tersisa. Tim ekskavasi hanya menemukan sumur di tengah-tengah struktur kaki candi. Lubang sumur pada permukaan atas kaki candi berbentuk persegi 2,34 x 2,34 meter. Kedalaman sumur ini lebih dari 3 meter. Namun, penggalian sumur dihentikan setelah mencapai 3 meter karena terhalang air tanah yang menggenanginya.

"Fungsi sumuran candi untuk menyimpan pripih, yaitu benda yang disimpan sebagai rohnya candi," jelas Vidi.

Saat menggali sumur Candi Pandegong, kata Vidi, tim ekskavasi menemukan bagian arca berbahan batu andesit abu-abu di kedalaman sekitar 3 meter. Yaitu berupa bagian perut sampai kaki. Ternyata setelah dicocokkan, potongan arca tersebut bagian bawah dari Arca Nandiswara yang ditemukan dalam ekskavasi tahap pertama tahun lalu.

Tepat di atas sumur candi ini seharusnya terdapat batu yoni yang diletakkan di dalam garbhagraha pada tubuh candi. Sayangnya, sama dengan tubuh candi, batu berbentuk kubus itu sudah hilang. Vidi menduga yoni Candi Pandegong tidak berpasangan dengan batu lingga, melainkan dengan arca Dewa Siwa.

Yoni sendiri perwujudan Dewi Parwati, pasangan dari Dewa Siwa. Dua benda itulah yang disembah leluhur kita dulu. Interpretasi tersebut didukung penemuan sebuah kepala arca oleh masyarakat setempat di sebelah barat Candi Pandegong pada April 2017. Kepala arca tersebut sudah diserahkan ke BPCB Jatim.

"Kalau merujuk pada beberapa literatur di Jateng, arca ini malah diduga Siwa kepala empat atau catur puja. Pada abad 8-10 masehi ada yoni yang di atasnya berupa lingga atau arca perwujudan Siwa. Jadi, yoni tidak harus berpasangan dengan lingga," cetusnya.

Penyebab runtuhnya tubuh candi, serta rusaknya beberapa bagian kaki Candi Pandegong sampai saat ini belum diketahui secara pasti. "Sejauh ini data gempa misalnya, atau bencana alam lainnya belum kami dapatkan. Yang bisa kami ketahui hanya kerusakan akibat aktivitas manusia dan sebagian karena akar pohon," terang Vidi.

Ekskavasi terhadap Situs Pandegong, tambah Vidi, penting untuk dilanjutkan. Karena diduga masih ada bangunan-bangunan pendukung candi yang masih terpendam di area situs dan sekitarnya. Misalnya candi perwara atau candi pengiring dan pagar candi.

"Tahap berikutnya akan kami fokuskan di bidang barat dari candi. Karena ada struktur yang kami duga perwara. Juga masih ada tiga arca yang belum kami temukan. Namun, kami belum bisa pastikan kapan tahap berikutnya," pungkasnya.

Berikut foto-foto 360 dari Situs Pandegong. Monggo diklik!

(fat/fat)



Hide Ads