Temuan Arca-Lingga Menguatkan Peninggalan Mataram Kuno Era Mpu Sindok

Temuan Arca-Lingga Menguatkan Peninggalan Mataram Kuno Era Mpu Sindok

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 24 Feb 2022 13:59 WIB
Arca yang ditemukan BPCB Jawa Timur di Situs Srigading
Ditemukan arca di Situs Sri Srigading Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

BPCB Jatim kembali melakukan ekskavasi di Situs Srigading, Kecamatan Lawang, Malang. Ekskavasi situs peninggalan Mataram Kuno era Mpu Sindok ini lanjutan dari ekskavasi tahap pertama awal Febuari 2022 lalu.

Pada ekskavasi tahap kedua inj, BPCB fokus membuka gundukan tanah di sisi selatan dan timur. Sebelumnya ekskavasi membuka gundukan tanah di sisi sebelah barat dan utara.

Arkeolog BPCB Wicaksono Dwi Nugroho menyebut, ekskavasi tahap kedua ini dilangsungkan sejak Senin lalu, yang rencananya berlangsung hingga Sabtu (26/2/2022) mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses ekskavasi tahap kedua ini, kita mulai membuka sisi selatan, dan kemudian bergerak ke utara di bagian timur bangunan. Di saat yang bersamaan, kita juga membuka di bagian tengah. Kemarin, kita membuka sisi selatan dahulu untuk menampakkan sisi timur," kata Wicaksono kepada wartawan, Kamis (24/2/2022).

Ia menambahkan, dari pembukaan yang dilakukan sejak Senin (21/2) lalu, pihaknya menemukan arca di sisi selatan. Arca ini menempel pada dinding bawah struktur bangunan candi yang runtuh tersebut. Sayang arca itu memang patah di beberapa bagian.

ADVERTISEMENT

"Kita bisa identifikasi sebagai arca Agastya. Dan di sana kita juga menemukan fragmen dari bata berbentuk kepala yang bermahkota," ungkapnya.

Sayang arca itu memang patah di beberapa bagian mulai kepala, tangan kanan, dan kendi di bagian kirinya juga dinyatakan hilang. Namun apakah hilang diambil oleh orang dikenal atau terjatuh dan terkubur di dalam tanah, pihak BPCB belum dapat memastikan.

"Jadi dia ambruk, kita temukan itu di bawah runtuhan bata yang masih tertata di sisi selatan. Kita bongkar, kita menemukan arca itu. Arca itu kemungkinan masih berada di relung, yang kemudian ketika runtuh dia jatuh, dan langsung patah, karena tertimpa material yang lebih berat," bebernya.

"Patahannya kita temukan. Ada yang hilang, seharusnya bagian kiri dia memegang kendi, kita masih berupaya untuk mencari. Ketika dia jatuh dan patah, itu agak menyebar, tidak mengumpul pada satu titik. Kita berharap dalam proses clearing kita akan menemukan. Tapi, bagian utama atau mayoritas masih menempel tidak berjauhan, masih dalam satu posisi, tapi pecah," sambungnya.

Selain menemukan arca, pihak BPCB Jatim juga menemukan adanya lingga yang juga ditemukan di sisi tengah bangunan candi. Penemuan lingga dan arca Agastya ini kian menguatkan bahwa candi itu merupakan candi bernuansa Hindu Siwa, hal ini berdasarkan pengakuan masyarakat adanya tiga arca lain yang sebelumnya sempat ditemukan oleh masyarakat, sebelum akhirnya dinyatakan hilang dicuri.

Penemuan arca Agastya imi juga kian menguatkan gambaran candi yang ditemukan di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang ini identik dengan konsep pembagian candi Hindu beraliran Siwa, seperti yang ada di Candi Prambanan.

"Itu bagian pintu masuk, tangga masuk ada di timur yang ada bilik utama itu ada arca Siwa, di sisi barat ada Ganesha, sisi utara Durga dan sisi selatan ada Agastya. Ini polanya hampir sama, karena arca Agastya yang kita temukan di Srigading, itu juga ada di selatan," katanya.

Hal ini juga menguatkan laporan dari masyarakat adanya tiga arca yang hilang. Ketiganya yakni arca wanita tidak kepala dengan banyak tangan yang diduga kuat bernama arca Durga. Kemudian arca dengan kepala sapi, tidak ada kepalanya.

"Bisa kepala sapi itu terpisah, sebagai Nandi, atau bagian dari Durga. Jadi Durga itu dewi naik sapi, yang patah dan terpisah. Karena kita tidak punya bukti foto, hanya cerita aja, jadi masih ada kemungkinan itu. Ketiga, adanya arca bawa pentung sebagai Dwarapala. Tapi sayangnya semua hilang," tuturnya.

Di mana arca Durga biasanya diletakkan di sisi utara bangunan candi, kemudian di barat candi itu seharusnya terdapat Arca Ganesha, sementara di bagian tengah terdapat lingga dan yoni. Sayang dari benda-benda sejarah itu, hanya Arca, yoni dan lingga saja yang masih ada.

"Lingga yoni ini merupakan manivestasi dari Siwa. Lingga yang kita temukan itu memiliki tiga bagian utuh, ada Brahmabraga, Wisnubraga dan Siwabraga, lengkap," kata Wicaksono.

Penemuan benda-benda bersejarah ini kian menguatkan candi yang ditemukan ini merupakan bangunan suci peninggalan masa Mpu Sindok yang terdapat di Prasasti Linggasutan berangka tahun 929 Masehi. Di mana bangunan serupa juga ditemukan di Situs Pendem Kota Batu, namun berdasarkan Prasasti Sangguran yang berangka tahun 928 Masehi.

"Hasil sementara temuan ini, semakin memperkuat hipotesis awal kita bahwa candi ini berkaitan dengan prasasti Linggasutan dari abad ke-10 Masehi. Karena, dari segi bahan dia sama dengan situs Pendem, yang kita kaitkan dengan prasasti Sangguran dari tahun 928 Masehi," terangnya

"Prasasti Linggasutan ini berangkat pada tahun 929 Masehi. Selisih satu tahun. Kemudian bahan arca juga dari bahan andesit yang mengandung silica. Ini yang kita jumpai kesamaan gaya dengan temuan arca yang ada di dekat situs Pendem," pungkasnya.




(fat/fat)


Hide Ads