Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menyebutkan, temuan tiga arca di Situs Srigading menjadi begitu penting. Temuan itu menjadi yang tertua di Malang Raya, bahkan di Jawa Timur.
Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho menuturkan, temuan candi ini menjadi sangat penting untuk mengupas peradaban kuno di abad 9 dan 10.
"Candi ini cukup penting di masanya. Sesuai hipotesis awal, candi ini memiliki gaya Agama Siwaistis Mataram kuno dilengkapi dengan pantheon seperti Candi Prambanan," katanya, Selasa (1/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, para peneliti juga menemukan tiga arca pada ekskavasi kedua yang berlangsung sejak Senin (21/2/2022) sampai Minggu (27/2/2022).
Arca terakhir yang ditemukan di sisi selatan dinding candi pada Minggu (27/2/2022) itu adalah Arca Agastya. Arca itu punya tinggi 85 sentimeter dalam kondisi utuh tanpa ada patahan.
"Temuan ada di jarak satu meter dari dinding selatan candi, posisinya tengkurap, agak miring. Ketemunya Minggu kemarin di reruntuhan, nempel di dinding candi, dari gundukan tanah awal sekitar dua meter," ujar Wicaksono.
Dia menjelaskan, proses penggalian atau ekskavasi itu sengaja diperpanjang. Sebelumnya, penggalian itu dilakukan sampai Sabtu (26/2/2022).
"Kami melanjutkan ekskavasi di sisi selatan," katanya.
Dengan ditemukannya Arca Agastya, total ada sebanyak tiga arca yang ditemukan selama proses ekskavasi tahap kedua.
![]() |
Arca pertama adalah Arca Nandiswara yang ditemukan Selasa (22/2/2022). Selanjutnya Arca Mahakala, ditemukan pada Jumat (25/2/2022). Lalu Arca Agastya pada Minggu kemarin.
"Cocok dengan konsep pantheon aliran Candi Siwa, di mana Agastya ada di selatan, Ganesha ada di barat, Durga ada di utara. Cuma yang di barat kami tidak menemukan Ganesha. Kemungkinan sudah hilang. Selain itu candi itu dilengkapi dua arca penjaga candi, yaitu Nandiswara dan Mahakala," ujarnya.
Selain penemuan dua arca, BPCB juga menemukan sejumlah benda bersejarah lain yang menjadi bagian dari candi.
Benda itu antara lain sebuah lingga yang berada di bawah yoni, berjarak 30 sentimeter, dengan kedalaman 60 sentimeter di bagian tengah.
Selanjutnya, ada beberapa fragmen relief berbahan bata, beberapa pecahan tangan arca, fragmen tembikar, dan fragmen porselin.
"Kemudian ada tiga buah lingga patok, dan satu buah batu silindrit yang ada di sisi utara tangga. Batu lingga, ambang relung, fragmen, relief, itu semua diamankan di Museum Singasari. Tiga arca diamankan BPCB karena ada beberapa yang pecah. Arca Agastya belum dibersihkan karena kemarin setengah hari main angkut, jadi dibersihkan," katanya.
Kini, kata Wicaksono, pihaknya telah meminta agar Pemkab Malang bekerjasama dengan kepolisian memasang garis polisi sebagai pengamanan area bangunan candi. Tujuannya untuk mengantisipasi adanya penjarahan dan penggalian ilegal.
"Yang penting, pengunjung enggak boleh naik di atas candi karena batanya rapuh. Di candi sudah dipasang garis polisi agar tidak ada pencarian dengan metal detektor atau penggalian ilegal," ujarnya.
(dpe/iwd)