3 Harta Karun dari Sungai Musi Peninggalan Zaman Sriwijaya

Pencarian Harta Karun di Sungai Musi

3 Harta Karun dari Sungai Musi Peninggalan Zaman Sriwijaya

Suki Nurhalim - detikSumbagsel
Kamis, 21 Nov 2024 21:30 WIB
Ilustrasi Palembang
Ilustrasi Sungai Musi di Palembang/Foto: Shutterstock
Palembang -

Harta karun yang ditemukan di Sungai Musi merupakan peninggalan dari peradaban masa lalu. Termasuk dari zaman Kerajaan Sriwijaya.

Dalam situs Jurnal Online UNJA, ada jurnal berjudul Analisis Temuan Benda-benda Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Sungai Musi Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Jurnal tersebut disusun Dinda Sintya, Muhamad Aldian Roni, dan Reka Seprina dari Universitas Jambi.

Melalui jurnal tersebut, mereka menyebutkan sederet 'harta karun' dari Sungai Musi yang merupakan peninggalan zaman Sriwijaya. Mulai dari tembikar hingga uang logam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sungai Musi adalah sungai yang menonjol pada masa Kerajaan Sriwijaya. Sungai tersebut banyak dilalui arus perdagangan. Maka tak heran jika hingga saat ini menyimpan banyak peninggalan yang terpendam, yang kemudian disebut sebagai harta karun Sungai Musi.

Banyak artefak yang telah ditemukan di dasar Sungai Musi, termasuk peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya. Mulai dari keramik, koin, uang, pedang, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Harta Karun Sungai Musi Peninggalan Zaman Sriwijaya

1. Tembikar

Tembikar yang dimaksud adalah guci dari masa Kerajaan Sriwijaya. Guci itu berbahan dasar tanah liat yang dibakar pada suhu tinggi.

Penyelam yang mencari harta karun di Sungai Musi biasanya menggunakan peralatan alakadarnya. Sehingga aksi mereka sering disebut bertaruh nyawa. Mereka menemukan tembikar itu di dasar Sungai Musi pada kedalaman sekitar 25 meter.

2. Surat timah

Surat timah itu juga ditemukan di Sungai Musi pada kedalaman kurang lebih 25 meter. Surat itu ditemukan dengan beberapa retakan, namun secara keseluruhan kondisinya layak dengan tulisan yang terbaca.

Huruf Palawa dan Sanskerta ditulis di atas timah. Dulunya, surat itu bisa dilipat.

Diketahui, timah berasal dari Pulau Bangka pada masa Sriwijaya. Itu mendukung identifikasi penemuan tersebut sebagai peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya.

3. Uang Berbahan Timah

Uang berbahan timah itu berasal dari zaman Kerajaan Sriwijaya. Uang Perahu ditampilkan di sebelah kiri, dan Uang Bambu
ditampilkan di sebelah kanan. Sesuai dengan namanya, uang itu merupakan alat tukar pada masa Kerajaan Sriwijaya yang digunakan untuk berdagang dan sebagai alat jual beli dalam bertransaksi.

Uang berbahan timah tersebut memiliki lengkungan seperti perahu, beberapa ukiran, dan aksen panjang di tengahnya. Besarnya uang tunai itu menunjukkan nilainya yang semakin lama, semakin berharga. Uang itu memiliki ukiran yang berbeda pada setiap ukurannya, sehingga dapat dibandingkan dengan mata uang modern.




(sun/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads