Ada Makam Ibunda Sunan Giri di Waduk Gondang Lamongan

Ada Makam Ibunda Sunan Giri di Waduk Gondang Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Kamis, 10 Feb 2022 19:11 WIB
Waduk Gondang Lamongan
Makam Ibu Sunan Giri (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan - Waduk Gondang, Lamongan tak hanya menyimpan misteri Sungai Gondang yang hilang. Di area waduk ini, ternyata ada makam Dewi Sekardadu atau Mbok Rondo Gondang.

Diketahui, Dewi Sekardadu merupakan Ibunda Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang menyiarkan Islam di Jawa.

Sebelumnya, nama Waduk Gondang tetiba ramai menjadi pembicaraan usai 3 pemancing ditemukan meninggal dunia, setelah perahu yang mereka tumpangi diterjang ombak.

Makam yang berada di Desa Gondang, Kecamatan Sugio ini kerap menjadi jujugan peziarah. Pada hari biasa, kawasan ini terlihat cukup sepi. Namun, bangunan bercat putih, berlantai keramik putih dengan luas bangunan sekitar 64 meter persegi ini cukup menonjol. Lokasinya berada di tengah-tengah tanah yang dikelilingi pagar bata.

"Konon Mbok Rondo Gondang yang juga dipercaya sebagai Dewi Sekardadu melakukan kontak dagang dan penyebaran agama bersama jaringannya dari sekitar Giri hingga ke pelosok pedalaman Lamongan," papar Pemerhati Budaya Lamongan, Supriyo kepada detikJatim, Kamis (10/2/2022).

Waduk Gondang LamonganWaduk Gondang Lamongan Foto: Eko Sudjarwo

Dewi Sekardadu pun tinggal cukup lama di wilayah ini hingga meninggal dan dimakamkan di sana.

"Mbok Rondo Gondang tinggal hingga sekian waktu berlalu sampai meninggal dunia dan dimakamkan di depan Waduk Gondang saat ini," tambahnya.

Sebelumnya, Supriyo sempat mengungkap soal kisah Sungai Gondang yang hilang. Supriyo meyakini jika sungai yang hilang tersebut adalah Sungai Gondang yang dulunya menjadi penghubung antara Bengawan Solo, melalui Bengawan Njero dengan Sungai Brantas.

Dahulunya, terang pria yang juga ketua Lesbumi Lamongan ini, lokasi sekitar waduk Gondang merupakan sebuah lembah dari perbukitan kapur di mana mengalir sungai Gondang yang ramai dilalui oleh perahu-perahu yang mengangkut barang dagangan dari pedalaman ke muara pantai Utara di sekitar Leran dan Gresik.

"Bahkan cerita tutur yang lain juga mengisahkan adanya kapal dagang China yang juga dapat berlayar hingga ke sekitar Gondang dan terdampar di sekitar Desa Gondang, lokasi dimana waduk tersebut berada sekarang dengan sebutan kapal Sampokong," imbuh Supriyo.

Terlepas dari soal ketepatan atau akurasi dalam kisah tutur tersebut, Supriyo mengatakan satu hal yang perlu dicermati adalah keberadaan sungai Gondang. Di mana sungai tersebut hari ini hanyalah sebuah aliran sungai kecil yang kadang meluap di jalan sekitar desa saat hujan.

Saat ini, Sungai Gondang lebarnya tak lebih dari 5 meter dengan kedalaman maksimal 2 meter. Dari gambaran peta lama tahun 1811, terang Priyo, nampaknya Sungai Gondang di masa lalu adalah sungai besar yang menjadi penghubung transportasi air dari wilayah pedalaman ke sungai Bengawan Njero hingga Leran, Gresik.

"Dari peta lama tahun 1811 itu juga diketahui jika aliran sungai Gondang masuk ke Bengawan Njero, yang alirannya juga terhubung dengan Bengawan solo yang saat itu masih bermuara di sekitar desa Badanten, Kecamatan Bungah, Gresik," tambah Supriyo.

Supriyo meyakini jika Desa dan Sungai Gondang yang hilang adalah pusat perdagangan di masa lalu.

"Dengan kondisi ini, menjadi wajar jika pada masa abad 10 hingga sekitar abad 15, Desa Gondang dan Sungai Gondang yang hilang menjadi pusat perdagangan masa kuno di wilayah pedalaman Lamongan," pungkasnya.


(hil/hil)


Hide Ads