Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,41 di Provinsi Jawa Timur. Beras dan cabai rawit menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar.
"Inflasi y-on-y ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya indeks kelompok pengeluaran," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Zulkipli dalam keterangan tertulis yang dilihat detikJatim, Sabtu (3/8/2024).
Ada beberapa kelompok dan komoditas yang menjadi andil inflasi di Jatim pada periode ini. Komoditas tersebut salah satunya cabai rawit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Juli 2024, antara lain beras, emas perhiasan, cabai rawit, SKM, gula pasir, mobil, akademi atau perguruan tinggi, sekolah dasar, nasi dengan lauk, jagung manis, SKT, sepeda motor, kopi bubuk, daun bawang, kentang, tahu mentah, ikan mujair, tempe, SPM, dan bensin," ujar Zulkipli.
Adapun rincian dari komoditas yang dominan memberikan sumbangan pada inflasi y-on-y, yakni beras 0,58 persen, cabai rawit 0,11 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,08 persen, gula pasir sebesar 0,07 persen, jagung manis dan sigaret kretek tangan (SKT) masing-masing 0,04 persen.
Kemudian kopi bubuk, bawang daun, kentang, tahu mentah, dan ikan mujair masing-masing 0,03 persen, sigaret putih mesin (SPM), minyak goreng, pisang, daging sapi, cabai merah, dan kue basah masing-masing 0,02 persen, serta susu cair kemasan dan anggur masing-masing 0,01 persen.
Selain komoditas yang menjadi andil, Zulkipli juga merinci kelompok-kelompok yang menjadi penyumbang inflasi, di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau 3,62 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,62 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,45 persen.
Selanjutnya ada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,95 persen, kelompok kesehatan 1,96 persen, kelompok transportasi 1,38 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,19 persen. Kemudian kelompok pendidikan 1,97 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,94 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 5,57 persen.
BPS mengungkapkan, dari 38 kabupaten/kota Jawa Timur, Sumenep menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 3,45 persen dengan IHK sebesar 108,80. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,53 persen dengan IHK sebesar 105,66.
(irb/fat)