Gurih Kriuk Keripik Jamur di Tulungagung Banjir Pesanan Jelang Lebaran

Gurih Kriuk Keripik Jamur di Tulungagung Banjir Pesanan Jelang Lebaran

Adhar Muttaqin - detikJatim
Minggu, 07 Apr 2024 05:30 WIB
Keripik jamur di Tulungagung banjir pesanan menjelang Lebaran
Keripik jamur di Tulungagung banjir pesanan menjelang Lebaran (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Bulan Ramadan menjadi masa panen bagi UMKM yang bergerak di bidang makanan. Salah satunya, pelaku usaha keripik jamur di Tulungagung yang mengaku sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar.

Kesibukan UMKM ini tampak terlihat di rumah Darwati, di Desa Bendiljatiwetan, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung. Ia dan salah satu pekerja tampak sibuk memproduksi aneka keripik, mulai keripik jamur tiram, jamur kuping, keripik pare hingga keripik usus.

Pada bulan Ramadan ini, produksi keripik Darwanti meningkat hingga lebih dari 300 persen. Jika pada hari biasa, ia hanya produksi sekitar 15 kilogram, saat ini bisa mencapai lebih dari 50 kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah peningkatannya cukup banyak, khusus jamur tiram saja bisa 50 Kg per hari," kata Darwati, Sabtu (6/4/2024).

Menurutnya, peningkatan produksi tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Sebab, permintaan konsumen saat ini juga mengalami peningkatan signifikan. Terlebih, keripik jamur memiliki cita rasa yang gurih dan kriuk. Cocok untuk suguhan Lebaran.

ADVERTISEMENT

"Ini produksinya terbatas karena terkait ketersediaan bahan baku. Bahan baku yang susah itu adalah jamur kuping," imbuhnya.

Keripik jamur di Tulungagung banjir pesanan menjelang LebaranKeripik jamur di Tulungagung banjir pesanan menjelang Lebaran Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, Darwati mengaku harus mencari pembudidaya jamur ke beberapa kecamatan. Tingginya permintaan bahan baku juga berdampak pada peningkatan harga di tingkat produsen.

"Kalau sebelumnya jamur tiram itu harganya Rp 12 ribu per kilogram sekarang Rp 14 ribu. Sedangkan jamur kuping Rp 17,5 ribu per kilogram. Untuk jamur kuping itu kalau digoreng penyusutannya paling banyak," imbuhnya.

Darwati mengaku bersyukur usahanya kini mendapatkan respons positif dari konsumen, sehingga permintaan terus mengalami peningkatan. Hasil produksi keripik jamur tiram dijual Rp 70 ribu per kilogram, keripik jamur kuping Rp 80 ribu per kilogram dan keripik pare Rp 60 ribu per kilogram.

"Untuk pemasaran melalui online dan offline, alhamdulillah sama-sama jalan. Distribusinya di sekitar Tulungagung, kalau untuk luar kota sampai ke Depok, Bandung hingga Kalimantan," imbuh Darwati.

Keripik jamur di Tulungagung banjir pesanan menjelang LebaranKeripik jamur di Tulungagung banjir pesanan menjelang Lebaran Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

Pengusaha perempuan ini mengaku menggeluti usaha kripik jamur sejak 2018. Awalnya, ia terdampak PHK dari salah satu perusahaan rokok. Pesangon yang didapatkan akhirnya diputar untuk bisnis telur asin.

"Tapi karena telur asin hanya bertahan satu minggu, sehingga harus cari jalan lain dan ketemu usaha keripik jamur," pungkasnya.




(hil/iwd)


Hide Ads