Ketekunan Raden Mas Kuswantoro (50) mengolah salak yang melimpah di kampungnya menjadi aneka produk, akhirnya berbuah manis. Omzet penjualan olahan salak melejit 2 kali lipat selama Ramadan. Khususnya dodol dan sirup salak.
Kuswantoro memulai bisnis olahan salak ini sejak 2012 silam. Ia terinspirasi oleh melimpahnya komoditas salak di kampungnya, Desa Kedungrejo, Megaluh, Jombang yang belum tersentuh industri.
"Maka saya menciptakan olahan buah salak untuk industri. Yang kami manfaatkan mulai kulit, daging sampai bijinya, tanpa limbah, semua kami jadikan produk," ujarnya kepada wartawan di rumah sekaligus tempat usahanya, Sabtu (23/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentra olahan salak Kunara milik Kuswantoro awalnya hanya mengolah biji salak untuk kopi. Sedangkan kulit dan dagingnya terbuang sia-sia. Dari situlah ia mulai memutar otak supaya tak ada bagian yang berakhir di tempat sampah.
![]() |
"Dagingnya kami kukus menjadi dodol. Ketika dikukus, airnya manis. Sehingga kami olah menjadi sirup," terangnya.
Produksi sirup salak memakan waktu 3 hari. Mulai dari mengambil sari buah salak ketika dikukus, sampai pengawetan sirup secara pasteurisasi. Menurut Kuswantoro, dirinya mengolah rata-rata 1 ton salak setiap bulan. Setiap 1 Kg salak menghasilkan 2 botol sirup kemasan 620 ml.
"Kelebihannya tanpa pewarna maupun pemanis buatan, warnanya asli dari buahnya, asli sari buah salak, bisa bertahan 1 tahun, serta mengandung banyak vitamin," jelasnya.
Sentra olahan salak Kunara kini menghasilkan aneka olahan salak. Mulai dari sirup Rp 20.000/botol, dodol salak Rp 15.000, keripik salak Rp 17.000, pleret salak Rp 10.000, stik salak Rp 10.000, teh buah salak Rp 10.000, serta kopi biji salak Rp 10.000.
"Selama Ramadan ini permintaan yang naik signifikan dodol dan sirup buah salak. Kalau omzet penjualan semua produk naik 2 kali lipat dari bulan biasa," ungkapnya.
Kuswantoro memasarkan produknya di Jatim hingga ekspor ke Malaysia, Hongkong dan Korea Selatan. Saat ini saja, ia sudah menerima pesanan 600 botol sirup salak dari salah satu konsumennya.
Belum dodol dan aneka olahan salak lainnya yang banyak dipesan untuk oleh-oleh lebaran. Tak ayal omzet penjualan sentra olahan salak Kunara naik 2 kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya.
"Omzet naik dua kali lipat, Rp 340-400 juta dalam sebulan untuk semua produk. Dari jumlah itu, 25% omzet sirup salak," tandasnya.
(hil/iwd)