Chief Sales and Marketing Lawang Agung Zuhair Salim menyebutkan bahwa dari beberapa outlet Lawang Agung yang terletak di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, hingga Malang semuanya laris manis sejak sepekan sebelum Ramadan. Sejumlah stok kurma pun mulai menipis.
Kebanyakan masyarakat ini berburu kurma untuk kebutuhan stok takjil saat Ramadan hingga dipakai untuk berbagi dan sedekah baik ke keluarga, sahabat, maupun dibagikan kepada khalayak seperti saat berbagi takjil di majlis maupun di tepi jalan.
Apalagi kurma juga memiliki segudang manfaat selain menjadi sunnah Rasul karena mengandung nutrisi yang lengkap serta termasuk buah yang cukup awet untuk disimpan.
"Alhamdulillah untuk Lawang Agung penjualan Ramadan ini menjadi buruan Muslimin khususnya Jatim yang mewakili Kota Surabaya, karena kami memiliki 2 outlet di Ampel dan di Gayungsari. Ada juga di Malang, Sidoarjo, dan Gresik, masing-masing Alhamdulillah 5 outlet kami pengunjungnya ramai, banyak orang berburu kurma. Bahkan kami ada beberapa kurma yang sampai kehabisan stok," kata Zuhair ditemui detikJatim di Ampel, Rabu (13/3/2024).
Dia melanjutkan bahwa sejumlah kurma yang sering diburu masyarakat di antaranya kurma ajwa, medjool, sukkari, dan beberapa jenis kurma middle serta medium.
![]() |
"Kurma buruan yang biasa dipakai sodaqoh pada sahabat atau keluarga bisa ajwa, medjool, sukkari. Kalau middle itu ada kurma mesir, emirat. Selain itu juga ada kurma mesir kayak kurma khalas, kurma naghal. Itu yang medium. Ada kurma juga dari Tunisia, macem-macem (jenisnya) untuk yang medium," tutur Zuhair.
Zuhair menyebut bahwa puncak penjualan kurma sendiri biasanya diprediksi akan terjadi pada hari ke-10 Ramadan. Selebihnya customer akan cenderung berganti ke segmentasi persiapan lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
"Biasanya kurma ini paling tidak selama Ramadan. Terus puncaknya sekitar 10 hari. Setelah itu mulai menurun. (Setelah hari ke 10 Ramadan) segmen buruannya masyarakat mulai beda, untuk persiapan lebaran," katanya.
Sementara itu penjualan kurma di Lawang Agung secara kuantitas mengalami peningkatan hingga 30% dibandingkan Ramadan sebelumnya. Kendati demikian untuk akumulatif omzet sedikit mengalami penurunan akibat keterlambatan stok kurma yang diimpor dari Timur Tengah.
Keterlambatan stok ini mengakibatkan ada sebagian permintaan customer yang tidak dapat dipenuhi. Zuhair mengungkapkan bahwa keterlambatan ini terjadi akibat adanya perang di Laut Yaman.
"Omzetnya turun karena keterlambatan stok barang. Sebenarnya seminggu lalu sudah masuk tapi terlambat. Ada dari Tunisia, Mesir, Saudi, beda-beda. Karena memang pengaruh keterlambatan kapal akibat dampak perang di Laut Yaman. Kapalnya telat, muter kargonya," ungkap Zuhair.
Namun untuk ketersediaan stok saat ini dipastikan masih aman hingga akhir Ramadan. Berbagai kurma tersedia mulai dari harga Rp 20 ribuan hingga Rp 1 juta rupiah, tergantung jenis kurma serta kuantitas gramnya.
"Kalau stok InsyaAllah kami masih ada. Masih aman. 1 item bisa macam-macam stok dusnya. Mulai dari Rp 20 ribu kemasan 250 gram hingga 5 kilogram yang harganya Rp 1 juta lebih ada," kata Zuhair.
(dpe/iwd)