Legitnya Kurma di Al-Madinah Sukabumi yang Diburu Pembeli Jelang Ramadan

Legitnya Kurma di Al-Madinah Sukabumi yang Diburu Pembeli Jelang Ramadan

Siti Fatimah - detikJabar
Sabtu, 15 Feb 2025 20:00 WIB
Penjualan kurna di Sukabumi
Penjualan kurna di Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Menjelang Ramadan, penjualan kurma di Sukabumi mengalami lonjakan pesat di berbagai pasar, baik tradisional maupun modern. Buah khas Timur Tengah ini menjadi pilihan utama masyarakat untuk persiapan berbuka puasa, sehingga permintaannya meningkat drastis.

Seperti yang terlihat di Toko Al-Madinah, Jalan Jalur Lingkar Selatan, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Warga silih berganti berdatangan untuk membeli kurma.

Salah satu pembeli warga Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Putri (38) mengatakan, membeli kurma jelang Ramadan sudah menjadi kebiasaan rutin. Kurma itu dibeli untuk dibagikan ke beberapa masjid yang ada di tempat tinggalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya sekeluarga memang sudah jadi rutinitas, jadi setiap tahun itu pasti kita beli kurma, setiap tahun juga kita punya beberapa masjid yang memang kita kasih (kurma) sebagai takjil," kata Putri kepada detikJabar di lokasi, Sabtu (15/2/2025).

Putri membeli lima dus kurma atau 50 kilogram kurma jenis Sukari. Rasanya yang manis dan lembut sudah cocok di kalangan masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Langganan di sini setiap tahun, harganya alhamdulillah disini selalu bisa agak miring sedikit, dapat diskon terus karena memang sudah survey kemana-mana selalu dapat (harga) yang agak miringnya di sini," ujarnya.

Dia mengaku, membeli kurma lebih awal karena khawatir kehabisan stok beberapa jenis kurma. "Biasanya pertengahan juga pasti beli lagi karena memang ke masjid-masjid suka nanya sudah habis belum, kalau sudah habis biasanya kita beli lagi," sambungnya.

Para pedagang pun meraup keuntungan lebih tinggi dibanding hari biasa, dengan berbagai jenis kurma yang laris terjual, mulai dari kurma Ajwa, kurma Sukari, hingga kurma Mesir.

Penjaga Toko Kurma Almadinah, Risma Fitria mengungkapkan bahwa persiapan dilakukan sejak akhir Januari untuk menghadapi tingginya permintaan selama bulan suci.

"Kami sudah mulai prepare sejak akhir Januari. Setiap Ramadan, kami selalu sedia bazar tahunan. Persiapannya dimulai dari stok kurma, karena kami punya pendingin sendiri. Baru-baru ini, kami kedatangan 500 dus Golden Valley dan 2.000 galon air zamzam," ujar Risma.

Beragam Jenis Kurma, dari Ekonomis Hingga Premium

Risma mengatakan, Al Madinah menyediakan berbagai jenis kurma, mulai dari yang ekonomis hingga premium. Salah satu yang banyak diminati adalah kurma Tunisia, yang memiliki rasa tidak terlalu manis. Kurma ini tersedia dalam dua varian, yaitu Tunisia Madu dan Tunisia Tangkai.

"Tunisia Madu ada yang masih berbiji dan ada yang sudah dikupas sejak dari sananya. Kalau Tunisia Tangkai, ada yang sudah matang sempurna dan ada yang masih agak kering," jelasnya.

Selain itu, ada kurma Sukari, yang terkenal dengan rasa manis legitnya. Kurma ini tersedia dalam ukuran jumbo dan biasa. "Kalau yang jumbo, tingkat kematangannya belum terlalu matang, jadi masih mengkel. Sedangkan yang biasa sudah matang sempurna," tambahnya.

Sementara itu, kurma Mesir menjadi pilihan favorit karena ukurannya yang besar. "Satu dus isi 10 kg dengan harga Rp300 ribu. Kalau beli kiloan, harganya Rp35 ribu per kg. Jadi, kalau ambil satu dus, jatuhnya lebih murah," ucap dia.

Jenis lainnya adalah kurma Halas, yang memiliki kulit tipis dan rasa tidak terlalu manis. "Ada Halas Sa'ad dan Halas Sayr. Halas Sayr harganya Rp190 ribu per 10 kg, sementara Halas Sa'ad dibanderol Rp350 ribu per dus," paparnya.

Untuk kategori premium, kurma Medjool Palestina menjadi yang termahal dengan harga Rp500 ribu per kg. "Kurma ini ukurannya jumbo, satu butirnya bisa mencapai 200 gram. Biji kecil, dagingnya tebal dan lembut," ungkapnya.

Dari sekian banyak jenis kurma, dua yang paling laris di Al Madinah adalah kurma Mesir dan Sukari. "Kurma Mesir biasanya dibeli ibu-ibu untuk oleh-oleh setelah pulang haji. Ukurannya besar, bagian luarnya kering tapi dalamnya lembut. Harganya juga ekonomis, satu dus 10 kg hanya Rp300 ribuan," ujar Risma.

Sedangkan kurma Sukari lebih banyak dikonsumsi secara pribadi atau untuk suguhan. "Harganya mulai dari Rp70 ribu per kg, sementara untuk 1 dus isi 3 kg harganya Rp180 ribu, jadi lebih murah sekitar Rp60 ribu per kg," katanya.

Selain menjual kurma, Al Madinah juga menyediakan berbagai perlengkapan ibadah dan produk khas Timur Tengah. Seperti kain ihram, sarung, sorban, mukena, sajadah, abaya, buhur dan masih banyak lagi.

Semua barang yang dijual di Al Madinah merupakan produk impor. "Biasanya, barang kami transit di Tanah Abang sebelum dikirim ke sini," sambungnya.

Penjualan Meningkat Drastis Jelang Ramadan

Setiap menjelang Ramadan, tingkat penjualan di Al Madinah meningkat pesat. "Kalau hari biasa tetap ada pembeli, tapi saat masuk bulan Ramadan, kenaikan bisa mencapai 80-100 persen, bahkan lebih," ujar Risma.

Dalam satu bulan Ramadan, omzet Al Madinah bisa mencapai miliaran rupiah. "Biasanya dalam sebulan kami bisa meraup Rp1-Rp2 miliar. Stok 500 dus kurma sering habis sebelum Ramadan selesai, jadi harus restock lagi," ungkapnya.

Selain melayani pelanggan individu, Al Madinah juga memasok ke toko-toko oleh-oleh haji dan agen travel. "Biasanya, satu toko bisa membeli 50-100 dus kurma dan jumlah yang sama untuk air zamzam," jelas Risma.

Sejak didirikan pada akhir 2022, Al Madinah terus berkembang. Saat ini, mereka memiliki cabang di Bandung dan Jakarta.

"Di Bandung, kami ada di Pasar Baru, sedangkan di Jakarta berada di Tanah Abang," kata Risma.

Gerai utama Al Madinah sendiri berlokasi di Jalur Lingkar Selatan, Babakan, Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Dengan persiapan matang dan stok melimpah, mereka optimistis menghadapi lonjakan permintaan jelang Ramadan tahun ini.




(mso/mso)


Hide Ads