Warga saat ini tengah mempersiapkan aneka kegiatan jelang perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. Termasuk membeli dan memasang pernak pernik kemerdekaan RI.
Hal itu menjadi berkah tahunan bagi para perajin dan pedagang pernak pernik kemerdekaan di Surabaya. Salah satu pusat penjualan pernak-pernik Agustusan di Surabaya adalah di Kampung Bendera Darmo Kali Surabaya.
Ketika detikJatim menyambangi lokasi tersebut, para pedagang tengah menjajakan aneka aksesoris kemerdekaan. Mulai dari bendera, lampu, hingga seragam.
Salah satu pedagang sekaligus perajin bendera, Sejinah mengatakan setiap momen kemerdekaan RI, selalu menjadi berkah baginya. Sebab, omzet penjualannya meroket hingga 100% atau 2 kali lipat.
"Alhamdulillah naik 100%, pembelian biasa Rp 1.5 juta sekitar 2 sampai 3 hari, kalau Agustusan per hari bisa Rp 1 sampai Rp 2 juta seharinya," kata Sejinah saat ditemui detikJatim, Selasa (8/8/2023).
Perempuan 52 tahun itu mengaku banyak pembeli yang mencari background merah putih. Mulai ukuran kecil hingga besar.
"Paling ramai background, banyak yang borong, mulai awal Juli kemarin. Ada yang paling banyak borong 1.000 pieces," beber pedagang yang memiliki stan di Jalan Darmo Kali nomor 129 Kecamatan Wonokromo Surabaya itu.
Karena itu, saat mendekati hari H pada 17 Agustus, barang-barang yang ramai diburu pembeli kian sulit didapat. Alhasil, Sejinah harus memutar otak dengan menawarkan produk lain yang belum terjual.
"Ya saking ramainya, sekarang yang paling susah umbul-umbul ukuran 4 sampai 5 meter sudah kosong, tapi ya pintar-pintar kita ngebujuk dan menawarkan ke pembeli," ujar dia.
Sejinah menambahkan warga yang datang ke lapaknya tidak hanya datang dari Surabaya saja. Mereka juga datang dari daerah yang bertetangga dengan Surabaya. Sejinah mengaku juga melayani online.
"Pembelinya memang banyak dari Surabaya, Sidoarjo, sama Gresik. Tapi, kalau pengiriman ada yang sampai Cikarang, Ponorogo, sampai Bekasi. Saya cuma melayani online lewat WA saja," kata Sejinah.
Sejinah mengaku tak semua barang yang dijajakan diproduksi sendiri. Setengah dadi stok dagangan yang dimiliki dibeli dari distributor maupun produsen rumahan.
"Kalau yang produksi sendiri bendera saja, itu pun juga kadang ada pembeli menjahitkan saja tapi bawa bahan sendiri, kalau lainnya kulakan," paparnya.
(pfr/iwd)