Sejumlah pengepul kulit ada di beberapa titik di sepanjang Jalan Jagir, Wonokromo. Beberapa orang terlihat bertransaksi untuk menjual kulit hewan kurban yang disembelih di masjid dan musala masing-masing.
Beberapa jenis kulit, mulai kambing, sapi lokal hingga sapi limosin terlihat menumpuk dalam karung. Setelah ditimbang, para pegawai pengepul mulai membersihkan sisa daging yang masih menempel. Kemudian, setelah bersih mereka tumpuk dalam mobil pikap.
Salah satu pengepul kulit hewan kurban, Muhammad Samsul (37), warga Bulak Banteng mengatakan hari raya Idul Adha tahun ini ada peningkatan dari mulai harga hingga jumlah kulit yang dijual warga.
![]() |
"Alhamdulillah dibanding tahun lalu, harga ada kenaikan sedikit. Jadi bisa buat teman-teman. Kalau dulu bisa di bawah Rp 3 ribu," kata Samsul kepada wartawan, Kamis (29/6/2023).
Samsul menjelaskan setiap jenis kulit memiliki harga tersendiri. Mulai dari kulit sapi jenis limosin perkilo sekitar Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu. Sedangkan untuk kulit sapi lokal seharga Rp 3.500 hingga Rp 4.500. Sedangkan untuk kulit kambing perbijinya sekitar Rp 15 ribu.
"Perbedaannya dari segi kulitnya, kalau lokal itu kulitnya tipis. Kalau limosin seperti ini kan tebal. Kalau tebal begini masuk menjadi bahan pakaian, jaket. Kalau yang lokal-lokal itu biasanya buat krupuk rambak," ungkap Muhammad Samsul.
Samsul yang membuka lapaknya sejak pukul 9 pagi hingga sore sudah mendapatkan sekitar ratusan kulit hewan kurban.
"Biasanya beratnya sampai 1,5 ton. Tergantung rejeki lah. Kalau masih banyak yang kirim ke sini sampai 2 ton mungkin," kata Samsul.
Setelah mengepul kulit hewan kurban, kata Samsul, pada malam hari ada dari pihak pabrik yang mengambil.
(dnp/iwd)