Desa Sukorejo, Pohjentrek adalah salah satu desa yang masih 'ngugemi' tradisi silaturahmi ini. Warganya saling mengunjungi rumah masing-masing selepas salat Id. Yang unik dalam tradisi ini adalah suguhan spesial hari raya Idul Kurban, yakni tape ketan.
Abdul Majid (27), salah satu warga di Dusun Duyo, Desa Sukorejo itu mengatakan, momentum Lebaran Kurban selalu dinantikan warga di kampung tersebut. Suasana kampung tidak ubahnya seperti hari raya Idul Fitri.
![]() |
"Seneng, momen ini memang bikin kangen. Kaya hari raya (Idul fitri) memang banyak warga unjung-unjung," kata Majid, Kamis (29/6/2023).
Puluhan warga nampak bersama-sama mengunjungi satu rumah ke rumah yang lain. Aneka macam kue juga sudah disiapkan oleh tuan rumah. Mereka larut dalam hangatnya silaturahmi sambil menikmati menu spesial tape ketan.
"Tape ketan, selain makan bersama, makanan yang paling bikin nagih adalah tape ketan itu," katanya.
Kades Sukorejo, M Fauzi Usfuri mengatakan tradisi tahunan tersebut hanya berlangsung di hari pertama Idul Adha. Setiap rumah menyiapkan makanan minuman untuk kerabatnya yang datang.
"Kalau masak tape ketan ya sampai sepuluh kali lipat biasanya. Hari ini istri saya masak 10 kilogram tape ketan," ujarnya.
Tradisi 'unjung-unjung tape ketan' sempat 'tidur' saat pandemic COVID-19. Selepas pandemi, tradisi ini mulai muncul lagi.
(abq/iwd)