Kehilangan pekerjaan di pabrik kertas karena pandemi COVID-19 tak membuat Mubin Supanji alias Panji (33) putus asa. Bapak anak satu ini memaksimalkan keterampilannya untuk mengolah kayu bekas palet menjadi aneka hiasan dinding. Kini omzetnya Rp 3-6 juta per bulan.
Bisnis hiasan dinding ini berawal dari hobi Panji mengukir kayu. Ia mempelajari keterampilan ini secara otodidak melalui medsos. Begitu dipecat dari pabrik kertas pada Februari 2020, suami Yunia Vivi (25) ini mulai menekuni kerajinan tersebut.
"Pertama kali beli mesin pemotong dan ukir kayu atau scroll saw Rp 1,3 juta dan gerinda. Modal awal termasuk bahan sekitar Rp 1,5 juta," kata Panji kepada wartawan di rumahnya, Dusun Manyarsari, Desa Gunungsari, Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Kamis (19/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gayung pun bersambut. Ketika itu, Panji langsung menerima order pertamanya membuat plakat semua ruangan di Kantor Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Setelah mengerjakan pesanan senilai Rp 1,5 juta itu, perlahan order mengalir kepadanya. Selain menafkahi keluarganya, ia juga menyisihkan penghasilannya untuk membeli peralatan.
![]() |
"Menambah alat sedikit demi sedikit sampai lengkap sekitar 1 tahun," terangnya.
Kini Panji memproduksi hiasan dinding, nomor rumah, lemari dan partisi, papan nama, serta kotak P3K yang semuanya berbahan bekas palet. Bahan baku kayu jenis Pinus itu ia beli dari pengepul di Balongbendo, Sidoarjo.
"Karena kalau dibakar keluar seratnya, kayu lain tidak bisa. Selain itu, juga lebih mudah dibentuk," ujarnya.
Produk kerajinan Panji mulai dari nomor rumah Rp 65-120 ribu, huruf 15 cm Rp 10 ribu, huruf 50 cm tebal 2 lapis kayu Rp 100 ribu, angka 10 cm Rp 5 ribu, hiasan dinding diamond Rp 50 ribu, Hello Kitty Rp 150 ribu, daun monstera Rp 20 ribu, love susun Rp 15-20 ribu, rak dinding Rp 75-120 ribu, hingga rak dinding dan hanger 40x15x12 cm Rp 45 ribu.
Ambalan ukir klasik 50x18x12 Rp 25 ribu, amblan gitar Rp 25 ribu, jam dinding ukir diameter 30 cm Rp 120 ribu, jam dinding vintage diameter 25 cm Rp 72 ribu, rak sepatu 130x50x30 cm Rp 135 ribu, kotak P3K 40x33x12 cm Rp 130 ribu, kotak hantaran 30x35x40 cm Rp 60-100 ribu dan nampan 15x30 cm Rp 35 ribu.
Ada juga hiasan dinding hexagon finishing bakar diameter 20, 25 dan 20 cm Rp 60 ribu, pot bunga kubus 10 cm Rp 12 ribu, cantolan helm Rp 20 ribu, tulisan Welcome 35x10 cm Rp 30 ribu, plakat musala 60x120 cm Rp 400 ribu, meja susun 80x40x50 cm Rp 200 ribu, lemari plus partisi Rp 4,5 juta, serta meja 120x35x60 cm Rp 900 ribu.
![]() |
"Paling laris huruf dan angka kayu karena kecil-kecil dan harganya murah," jelasnya.
Sehari-hari Panji memanfaatkan ruangan kosong di sebelah rumahnya untuk memproduksi aneka kerajinan kayu. Semula kayu dipotong dan diukir menggunakan mesin scroll saw sesuai desain. Selanjutnya potongan dan ukiran kayu dihaluskan dengan gerinda.
Baru setelahnya produk dilapisi dengan melamin menggunakan mesin semprot. Panji juga memproduksi kerajinan dengan finishing bakar. Permukaan produk lebih dulu disemprot api, lalu dilapisi dengan melamin agar glosy atau mengkilat. Terkadang pewarnaan juga memakai cat kayu.
"Untuk finishing saya pakai lapisan melamin karena pernis biasa mudah rusak. Produk finishing bakar lebih mahal Rp 5 ribu daripada finishing melamin saja," jelasnya.
Selama ini Panji memasarkan produknya melalui relasi, marketplace dan medsos. Tak ayal kerajinan kayu buatannya terjual sampai Merauke, Kepulauan Riau dan Banjarmasin. Sedangkan pembeli terbanyak dari Bali, Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Gresik dan Malang.
"Omzet rata-rata Rp 3 juta, modalnya hanya sekitar 10 persen. Menjelang hari besar, biasanya omzet sampai Rp 6 juta," tandasnya.
Tertarik membeli kerajinan ini, langsung saja hubungi nomor 0857-3357-0077. Detikers juga bisa melihat foto-foto produknya di akun Facebook Panji Cyberdjteam dan Instagram @home_decor_mojokerto.
(dpe/iwd)