Di Ponorogo ada perajin terompet Reog yang mencuri perhatian. Aktivitasnya berkarya kerap diwarnai aksi ekstrem menjilat bara api.
Perajin terompet Reog ini yakni Rahmat Septiyan. Ia merupakan warga Dusun Mirah, Desa Nambangrejo, Kecamatan Sukorejo.
Di rumahnya, Rahmat tampak tekun menatah batang kayu. Pria berusia 26 tahun ini tak sungkan memperlihatkan proses pembuatan terompet Reog.
Pertama, Rahmat menatah batang kayu atau petor. Selanjutnya, bambu wulung atau watangan dilubangi.
"Ada lima lubang pada watangan," tutur Rahmat kepada detikJatim, Minggu (11/11/2022).
Untuk melubangi batang bambu, Rahmat menggunakan besi yang dipanaskan. Saat ujung besi itu sudah menyala seperti bara api, ia malah menjilatnya. Ekstrem!
"Ini ada tekniknya (sambil menjilat besi panas), tidak apa-apa lidah saya," terang Rahmat.
Setelah melubangi batang bambu, langkah selanjutnya yakni memasang kuningan atau pitingan. Lalu diberi penutup mulut yang disebut batok, nyari atau kumisan.
"Sedangkan pada bagian atasan batok, diberi daun lontar atau namanya kepikan. Ini sumber suara terompet," imbuh Rahmat.
Proses penyelarasan nada, lanjut Rahmat, yang paling sulit. Sebab, butuh ketelitian.
Apalagi, slompret atau terompet Reog ini bisa dipakai untuk tangga nada diantonis dan pentatonis. Suaranya cenderung melengking jika dibandingkan suling.
"Kalau bikin slompret sehari saja selesai, yang lama itu penyelarasan nada," papar Rahmat.
Simak Video "Video: Armand Maulana soal Masih Banyak Penyanyi Disomasi Terkait Royalti"
(sun/iwd)