Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya solar dirasakan banyak kalangan. Termasuk para perajin Kendang Sentul di Kota Blitar.
Para perajin Kendang di Kelurahan Sentul menyebutkan biaya produksi hingga bahan baku pembuatan kendang turut terkerek pasca-kenaikan harga BBM.
Kenaikan biaya pembuatan kendang itu mencapai antara 15-20 persen. Sehingga, keuntungan yang diterima para perajin kendang cenderung menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya pasti terdampak. Semua terdampak. Mulai bahan baku masing-masing naik. Otomatis biaya produksi naik juga," ujar salah satu perajin Kendang Sentul di Kota Blitar Suparno, Kamis (15/9/2022).
Suparno memastikan produksi kendang masih tetap berjalan. Tetapi jumlah produksi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Yakni sekitar 100 hingga 200 kendang per hari.
Pengurangan produksi itu dilakukan demi menyesuaikan biaya produksi dengan mesin. Sebab, gergaji mesin yang dipakai untuk memotong kayu dan peralatan mesin bubut atau pemutar kayu membutuhkan solar yang tidak sedikit.
"Untuk kebutuhan produksi setiap hari, ya bisa habis sekitar 5 atau 6 liter solar. Kalau mesinnya ada sekitar 4 unit untuk produksinya," lanjutnya.
Suparno mengaku keuntungan yang didapatkan dengan adanya kenaikan harga BBM menjadi cukup tipis. Artinya, meski keuntungan yang didapat perajin kendang tidak turun drastis, tidak keuntungan itu juga tidak naik.
"Untungnya, ya, tipis. Karena belum ada penyesuaian harga kendang. Masih pakai harga lama. Semoga setelah ini ada kenaikan untuk menutup biaya produksi," pungkasnya.
Diketahui, harga jual kendang Sentul bervariasi tergantung ukuran dan jenisnya. Untuk ukuran 20 cm misalnya, harganya saat ini Rp 13.000 per buah.
Sementara, untuk ukuran 40 cm Rp 45.000-Rp 55.000 per buah dan untuk ukuran 60 cm seharga Rp 180.000-Rp 225.000 per buah.
Sedangkan untuk kendang yang dilengkapi dengan ukiran dibanderol dengan harga Rp 350.000-Rp 500.000 per buah.
(dpe/iwd)