Bank Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakorpusda) dengan tema 'Sinergi dan Inovasi untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pangan: Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan'.
Dalam acara ini, hadir Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, pada bulan September ini diperkirakan terjadi peningkatan angka inflasi dampak harga BBM.
"September diperkirakan inflasi meningkat akibat dari kenaikan harga BBM. Pemerintah target inflasi pangan di bawah 5 persen, untuk kenaikan dampak BBM hanya 1-1,8 persen (terhadap harga pangan)," kata Airlangga saat Konferensi Pers didampingi Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji, di Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (14/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menyatakan, kenaikan harga pangan berkontribusi pada kemiskinan. Dalam indeks harga konsumen (IHK) saat ini menyentuh angka 46,9. Mengantisipasi naiknya harga pangan, Airlangga menyebut kerja sama antar daerah diperlukan.
"Harga makanan telah lebih terkendali walaupun angka masih di 8,9 persen. Arahan presiden dalam Rakornas ada yang bisa dilakukan dengan memperluas kerja sama daerah utamanya daerah surplus dengan daerah defisit," katanya.
"Lalu melaksanakan operasi pasar untuk keterjangkauan harga, yang melibatkan stakeholder utamanya yang terkait dalam availablelity dan yang utama harga beras," sambungnya.
Airlangga mencontohkan, daerah bisa memperkuat kerjasama digitalisasi pertanian sebagaimana yang dilakukan di Jabar, agar kelancaran distribusi berpengaruh terhadap angka inflasi.
"Guna mempercepat tanaman pangan seperti masing-masing daerah menanam holtikultura, cabai, semua, untuk diperluas. Kemudian juga dari badan pangan dan Bulog menyiapkan penyimpanan hasil produk panen dan tiap daerah menyimpan. Hal itu supaya bisa disimpan lebih panjang dan kerja sama daerah konsumen bisa memastikan pasokan lebih aman dan lama," bebernya.
(fat/fat)