Naiknya harga BBM akan membuat nelayan dihadapkan pada situasi dan kondisi sulit. Pasalnya, kebutuhan operasional nelayan akan semakin meningkat seiring dengan naiknya harga BBM.
"Bagi kami nelayan pasti akan memasuki situasi dan kondisi yang sangat sulit, karena kebutuhan operasional nelayan akan semakin meningkat, sedangkan pendapatan terus mengalami penurunan," kata Ketua Himpunan Nelayan Tradisional Indonesia (HNTI) Lamongan, Muchlisin Amar saat dihubungi detikJatim, Minggu (4/9/2022).
Muchlisin mengungkapkan kondisi sulit yang dimaksud karena hingga saat ini harga rajungan belum stabil. Tapi sudah dihadapkan dengan kenyataan kenaikan harga BBM.
"Kondisi ini khususnya akan dialami oleh nelayan hasil tangkap rajungan, karena harga rajungan sampai hari ini belum ada tanda-tanda peningkatan. Oleh karenanya pasti akan mengalami kesulitan yang luar biasa," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga rajungan sampai hari ini belum ada tanda-tanda peningkatan, harga rajungan satu kilo sama harganya telur 1 kg dan lebih mahal bekicot," ungkap Muchlisin.
Menurut Muchlisin, walaupun sudah ada bantuan sosial BLT, tapi bantuan tersebut cair setiap bulan atau pertiga bulan, sedangkan operasional nelayan setiap hari ketika mau melaut.
Naiknya harga BBM bersubsidi, lanjut Muchlisin, pasti juga mengakibatkan harga-harga bahan pokok naik, dan pasti semakin menyulitkan ketahanan pangan nelayan.
"Harapan kita pemerintah juga memikirkan harga rajungan yang sudah 6 bulan jatuh, jangan dibiarkan tanpa solusi. Mohon pemerintah hadir di saat nelayan mengalami penurunan kesejahteraan akibat harga hasil tangkapan yang cukup murah ini," tandas Muchlisin.
(abq/fat)