Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) naik pada 1 September terus menguat. Nelayan dan petani Lamongan angkat bicara.
Ketua Himpunan Nelayan Tradisional Indonesia (HNTI) Lamongan, Muchlisin Amar mengatakan, seharusnya rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah ditunda terlebih dulu. Itu harus dilakukan hingga mencari formula yang tepat agar nelayan di Lamongan tidak memprihatinkan lagi.
"Seharusnya itu bisa ditunda lebih dahulu sambil mencari formula yang tepat, karena saat ini kondisi nelayan Lamongan cukup memprihatikan," kata Muchlisin Amar kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi nelayan, apalagi yang dialami nelayan Rajungan dalam 6 bulan terakhir, menurut Muchlisin, harga Rajungan menurun sangat tajam. Dari harga Rp 130 ribu/kg menjadi hanya Rp 35 ribu/kg.
Dengan harga segini, aku Muchlisin, jelas tidak cukup untuk biaya operasional, termasuk untuk membeli BBM, belum lagi ditambah biaya beli umpan dan harga bahan pokok yang biasa terkerek naik dampak naiknya harga BBM.
"Harga Rajungan mengalami penurunan yang tajam dari Rp 130 ribu/kg menjadi Rp 35 ribu/kg, ini tidak cukup untuk biaya operasional termasuk BBM, ditambah biaya beli umpan. Ini kondisi yang sangat berat buat nelayan pantura," ujarnya.
Meskipun ada bantuan sosial sebagai kompensasi, Muchlisin menyebut bantuan tersebut tidak akan mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari nelayan Lamongan. Dia mengharapkan pemerintah mencari opsi lain selain menaikkan BBM.
"Kami berharap pemerintah tidak menaikkan (harga BBM) dalam waktu dekat ini, carilah opsi lain selain menaikkan BBM," harapnya.
Sementara Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lamongan Suharjito mengungkapkan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kebijakan menaikkan harga BBM ke pemerintah karena memang ada hitung-hitungan sendiri. Tapi harus dipertimbangkan dulu, karena kebutuhan petani adalah BBM solar.
"Yang berkaitan dengan pertanian, pemerintah harus mempertimbangkan untuk tidak menaikkan harga BBM, seperti misalnya kebutuhan alat sistem pertanian yang masih menggunakan solar," ujarnya.
Pihaknya meminta jika memang BBM naik, maka petani harus tetap disubsidi untuk kebutuhan BBM pertanian.
"Kalau memang naik ya kami minta pemerintah harus tetap memberikan subsidi kepada petani, terkait dengan kebutuhan pokok petani seperti solar dan lainnya. Ini yang harus disubsidi oleh pemerintah," terang Suharjito.
(fat/fat)











































