Gubernur Khofifah Minta Produk Lokal UKM Masuk Mal di Jatim

Gubernur Khofifah Minta Produk Lokal UKM Masuk Mal di Jatim

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 27 Jul 2022 23:01 WIB
Khofifah Minta Setiap Mal Beri Ruang Produk Lokal
Gubernur Khofifah buka pameran (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa membuka pameran produk lokal unggulan Jatim di Grand City Surabaya. Pameran tersebut merupakan karya Koperasi dan UKM (K-UKM) Jatim sebagai penggerak perekonomian rakyat.

Khofifah menginginkan koperasi dan UKM hadir di mal-mal Jawa Timur. Sehingga produk lokal semakin dikenal dan digunakan oleh masyarakat.

"Kita akan menemukan corner of cooperative. Bagaimana koperasi itu mendapatkan ruang yang luar biasa di mal-mal yang sangat strategis," kata Khofifah di Grand City, Rabu (27/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya, koperasi dan UKM yang hadir di mal-mal strategis rata-rata akan diakomodasi oleh koperasi. Jika ada mal yang belum ada produk lokal, ia akan mengusahakannya masuk dengan menggandeng Aprindo.

"Saya ingin menyampaikan kepada kita semua, bahwa hari ini ada mal-mal strategis di Jawa Timur, mal-mal strategis di Indonesia dan belum melibatkan koperasi dan UMKM koperasi, maka saya ingin mengajak mungkin dari Aprindo," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, Andromeda Qomariah mengatakan, pameran kali ini banyak program K-UMKM dari semua asosiasi yang sudah terkurasi. Rata-rata produknya sudah siap untuk dipasarkan.

Untuk resesi ekonomi, ia merasa UMKM Jatim masih tetap aman. Sehingga UMKM terus meningkatkan, selain kualitas produksi, juga dari sisi kemasan dan lainnya.

Khofifah Minta Setiap Mal Beri Ruang Produk LokalKhofifah Minta Setiap Mal Beri Ruang Produk Lokal/ Foto: Esti Widiyana

"Target transaksi per UMKM beda-beda. Jadi untuk UMKM itu beda-beda sesuai dengan kemampuan pasar luar maupun dalam negeri. Kalau dari pameran ini kita targetkan lebih dari Rp 20 M, karena itu tadi kan ada berbagai macam kegiatan dan lainnya," kata Andromeda.

Pada pameran ini, ada sekitar 130 stand dan melibatkan asosiasi. Ia berharap, dengan kegiatan ini UMKM Jatim bisa tetap eksis dan semakin bangkit.

"Siapapun UMKM itu kami selalu terbuka, dan dimanapun siapapun kami terbuka untuk memberikan pelayanan baik dari sisi kelembagaan. Kemudian peningkatan kualitas SDM dibidang managerial, administrasi, keuangan, di bidang peningkatan kualitas produk. Baik itu sertifikasi kemudian standarisasi kemudian juga terkait kemasan, ada juga hal-hal lain misalnya untuk sertifikasi halal dan lain-lain, termasuk akses pembiayaan perbankan dan promosi," urainya.

Salah satu UMKM dari Lamongan merek Paradila, Lubab Suroya memiliki produk tenun lokal. Menariknya, kain tenun yang dibuat masih manual dan tradisional.

"Kain tenun untuk baju. Masih membuat manual sendiri. Untuk 1 lembar kain membutuhkan waktu 1 hari tergantung model. Kalau songket pengerjaannya beda motif di luar, kalau ikat dalam luar sama," kata Lubab.

Harga per kain songket mulai dari Rp 350 ribu-1,5 juta, tenun ikat dari Rp 150-300 ribu. Pembeda harga kainnya sendiri adalah bahan, kesulitan menenun, dan kombinasi motifnya.

"Tenun itu ada yang motif ikat, ada dobby timbul. Kalau perpaduan lebih mahal harganya. Usaha ini sudah generasi ke-3. di Lamongan punya 2 gudang, 1 gudang ada 9 dan 10 tenun. Per bulan bisa menjual 180 kain tenun," pungkasnya.




(fat/fat)


Hide Ads