Ekspor Mandek, Harga Rajungan Kalah Oleh Bekicot

Eko Sudjarwo - detikJatim
Minggu, 26 Jun 2022 05:34 WIB
Mengolah rajungan Lamongan/Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim
Lamongan -

Turunnya harga rajungan membuat nelayan merugi. Pasalnya, pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang.

Alhasil, banyak nelayan yang menjual hasil tangkapan rajungannya ke pasar tradisional. Meski rajungan tidak terserap semuanya.

Ketua Himpunan Nelayan Tradisional Indonesia (HNTI) Lamongan Muchlisin Amar mengatakan, hingga saat ini harga rajungan masih di kisaran Rp 25 ribu per kilogram, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan mengalami kenaikan. Muchlisin mengaku, saat ini harga Rajungan hasil tangkapan nelayan Lamongan masih kalah jauh dengan harga bekicot.

"Harga rajungan saat ini hanya Rp 25 ribu per kilogram. Kalah jauh dengan harga Bekicot yang sekarang mencapai Rp 60 ribu per kilogram," kata Muchlisin Amar kepada wartawan, Sabtu (25/6/2022).


Muchlisin menyebut, sejak 2 bulan lalu harga rajungan di tingkat nelayan mengalami penurunan dari ratusan menjadi puluhan ribu Rupiah. Persisnya setelah Hari Raya Idul Fitri. MenuruT Muchlisin, harga rajungan di tingkat nelayan ini membuat mereka resah dan merugi.

"Sekali melaut menggunakan satu unit perahu nelayan di bawah 5 GT di Paciran ini rata-rata mampu membawa 15 sampai 20 kilogram saja. Untuk kemudian dijual dengan harga hanya segitu, sehingga banyak nelayan merugi karena biaya operasional yang dikeluarkan untuk mencari rajungan tak sebanding lurus dengan hasil tangkap yang didapat," ujarnya.

Anjloknya harga rajungan ini, papar Muchlisin, ditambah dengan banyaknya pengusaha mini-plan atau penyuplai rajungan di kawasan Pantura Lamongan yang tutup. Hal itu membuat banyak nelayan yang menjual hasil tangkapan rajungannya langsung ke pasar-pasar tradisional.



Simak Video "Video: Kisah Santri Korban Ponpes Al Khoziny, Mondok Karena Kemauan Sendiri"

(sun/sun)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork