Upaya Pemkab Sidoarjo Dukung Gerakan Belanja Produk Dalam Negeri

Upaya Pemkab Sidoarjo Dukung Gerakan Belanja Produk Dalam Negeri

Erika Dyah - detikJatim
Minggu, 22 Mei 2022 13:51 WIB
Pemkab Sidoarjo
Foto: Pemkab Sidoarjo
Jakarta -

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menyuarakan gerakan belanja produk dalam negeri ketimbang belanja produk impor. Menurutnya, gerakan ini merupakan bentuk keberpihakan dan kepeduliannya pada nasib UMKM saat ini.

Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara di Surabaya Business Forum (SBF) 2022 pada Sabtu (21/5) lalu. Tak hanya menyuarakan ajakan saja, pria yang akrab disapa Gus Muhdlor ini pun mengungkap sejumlah kebijakan yang dijalankan di Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya program yang fokus pada sektor ekonomi kerakyatan untuk mendongkrak daya beli produk-produk UMKM.

Putra KH Agoes Ali Masyhuri itu mengungkapkan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) tengah digaungkan Kabupaten Sidoarjo. Saat ini, pemerintah pusat juga mendorong P3DN yang beberapa waktu lalu disampaikan oleh Presiden Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah saatnya kita beralih ke produk-produk lokal. Banyak kok brand lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan yang impor. Mulai dari sepatu, tas, ikat pinggang, dan produk dari UMKM lainnya. Seperti produk hasil UMKM Tanggulangin sudah banyak yang standar ekspor. Itu brand lokal yang tembus ke luar negeri," kata Gus Muhdlor dalam keterangan tertulis, Minggu (22/5/2022).

Adapun program Pemkab Sidoarjo untuk mendukung peningkatan ekonomi kreatif antara lain Bedah 2.000 warung rakyat, pemberian modal usaha mikro bagi para perempuan dengan besaran mulai dari Rp 5-50 juta, program 20.000 UMKM naik kelas, hingga reformasi perizinan usaha.

ADVERTISEMENT

Muhdlor menjelaskan pihaknya juga memiliki Kurda Sayang, program pinjaman modal usaha dengan bunga ringan hanya 3 persen per tahun. Ia berharap dengan adanya program ini akan ada ribuan UMKM yang naik kelas dan bisa menembus pasar global.

Selain itu, ibu rumah tangga yang selama ini memiliki usaha kecil-kecilan dan usahanya tidak berkembang karena terkendala permodalan pun akan disokong lewat bantuan hibah modal usaha kelompok. Bantuan permodalan untuk kaum ibu-ibu yang dinamakan program Kurma ini bertujuan membantu keuangan keluarga.

"Bicara mengenai UMKM maka bicara pada spektrum lebih luas, yang pertama permodalan. Di Sidoarjo ada dua, pertama Kurda Sayang, yaitu pinjaman modal usaha, bunganya hanya 3% per tahun, ada juga Kurma yaitu pemberian hibah atau bantuan 5 sampai 50 juta pada UMKM Ibu-Ibu per RT. Sidoarjo terdapat 8.467 RT, per tahun kita upayakan 2.000 RT bisa tercover program Kurma. Sehingga satu RT punya UMKM unggulan yang bisa ditampilkan kapanpun sesuai event," jelasnya.

Tak hanya permodalan, dukungan untuk kemajuan 20.000 UMKM Sidoarjo juga dilakukan melalui pelatihan serta supporting marketing. Dukungan ini diberikan pada program 20.000 UMKM Naik Kelas yang menjadi salah satu program prioritas Pemkab Sidoarjo.

"Setelah bahas permodalan selanjutnya yang kedua ada pelatihan, pelatihan sudah jalan. Yang ketiga adalah supporting marketing, ini yang berkaitan dengan regulasi. Kami ada program 20.000 UMKM naik kelas, salah satunya dengan memfasilitasi sertifikasi halal bagi yang belum memiliki," ungkap Muhdlor.

"Ketiganya harus komprehensif, berkesinambungan, mulai dari permodalan kita bantu, pelatihan dan packaging kita dampingi, supporting marketingnya kita turun ikut membantu juga," imbuhnya.

Selain mengungkap solusi, pihaknya juga menyampaikan tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya mengubah paradigma para pelaku UMKM yang hanya ingin menjadi raja di daerahnya sendiri.

Menurutnya, paradigma seperti ini akan menghambat pelaku UMKM untuk maju. Ia menekankan agar pIelaku UMKM berani melakukan ekspor produknya apalagi Pemkab Sidoarjo akan membantu.

"Tantangan Sidoarjo adalah mengubah paradigma masyarakat jangan merajai daerah sendiri atau jago kandang, harus dibuka paradigmanya berani ekspor," tegasnya.

Lebih lanjut, Muhdlor mengatakan sinergi dengan Surabaya Raya akan terus dilakukan untuk memajukan UMKM Sidoarjo. Ia menilai UMKM sebagai ujung tombak pembangunan. Sehingga, membangung UMKM sama halnya dengan membangun Indonesia.

Menurutnya, UMKM menjadi pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Oleh karenanya membangun ekonomi kerakyatan atau ekonomi mikro sama dengan membangun pondasi ekonomi negara.

"Kami bangga sekali, karena ini pertama kalinya pemimpin daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik bisa dalam satu forum bersama," pungkasnya.




(ega/ega)


Hide Ads