Di tengah maraknya bencana, pemanasan global dampaknya semakin nyata. Anggota DPD RI Komite III Lia Istifhama pun menyerukan pentingnya Indonesia memperkuat investasi hijau sebagai strategi menghadapi ancaman ekologis yang kian terasa.
Ning Lia, sapaan akrabnya menyampaikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat, dengan kenaikan suhu rata-rata bumi mencapai 0,76 derajat Celsius dalam 150 tahun terakhir, menjadi alarm serius bagi negara tropis seperti Indonesia.
Selain cuaca ekstrem, Indonesia kini menghadapi intensitas bencana hidrometeorologi yang meningkat, mulai banjir bandang, kekeringan panjang, hingga tanah longsor.
"Kondisi ini harus dilihat sebagai peringatan Indonesia wajib mengubah paradigma pembangunan. Investasi hijau bukan sekadar pilihan, tapi fondasi untuk menjaga keberlanjutan kehidupan," ujar Lia, Kamis (4/12/2025).
Senator asal Jatim itu menyebut Indonesia punya modal besar untuk memimpin investasi ramah lingkungan di kawasan Asia. Potensinya mencakup energi terbarukan, biodiversitas, hingga peluang teknologi circular economy.
Namun modal besar itu membutuhkan kesiapan SDM, regulasi yang stabil, dan kolaborasi lintas sektor.
"Potensi kita besar, tetapi tanpa SDM yang mumpuni dan sistem yang efisien, peluang ini bisa hilang atau hanya dinikmati sebagian kecil saja," tuturnya.
Putri KH Maskur Hasyim tersebut juga menyoroti tantangan adaptasi di tengah disrupsi digital. Ia mengingatkan bahwa transformasi digital yang tidak diiringi kesiapan sosial-ekonomi bisa menciptakan kesenjangan baru, bahkan menghambat tumbuhnya ekonomi hijau.
"Generasi muda harus lebih dari sekadar pengguna teknologi. Mereka harus menjadi green innovators, pelaku ekonomi hijau yang kreatif, adaptif, dan berdaya saing global," bebernya.
Lia pun menekankan urgensi transformasi literasi, numerasi, dan peningkatan kesadaran kolektif sebagai fondasi keberlanjutan di era krisis iklim. Sebab hal ini juga menyangkut masa depan generasi.
Dengan memperkuat investasi hijau serta merumuskan kebijakan berbasis mitigasi bencana, Indonesia diyakini mampu tampil sebagai negara tangguh iklim sekaligus pelopor ekonomi ramah lingkungan di Asia.
"Jika kita bergerak bersama, Indonesia tidak hanya mampu bertahan dari ancaman bencana, tetapi juga bangkit sebagai pusat inovasi hijau dunia," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kenapa Musim Kemarau dan Hujan Makin Sulit Dibedakan?"
(auh/dpe)