Profesor Turki Kagum Santri Gontor Mahir Bahasa Asing Seperti Penutur Asli

Charolin Pebrianti - detikJatim
Selasa, 07 Okt 2025 09:20 WIB
Gontor Language Championship/Foto: Istimewa
Ponorogo -

Dua profesor asal Turki dibuat terpukau saat menyaksikan para santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berdebat fasih dalam bahasa Arab dan Inggris tanpa teks.

Kekaguman itu muncul ketika Assoc Prof Dr. Muhammed Nur Kaplan dan Prof Dr Abdulcebbar Kavak dari Universitas Karabuk menjadi tamu kehormatan di ajang Gontor Language Championship (GLC) 2025, yang digelar di tengah perbukitan Ponorogo.

"Empat mahasiswa saya di Turki berasal dari Gontor. Mereka bisa membaca dan menulis bahasa Arab dengan sangat fasih, seperti bahasa sendiri," tutur Kaplan, pakar tasawuf yang malam itu disambut hangat ribuan santri di Aula PMDG.

Kekaguman yang sama datang dari Abdulcebbar Kavak. Dengan nada takjub, ia menilai lingkungan belajar bahasa di Gontor sangat berbeda dengan tempat lain yang pernah ia kunjungi.

"Saya sudah banyak datang ke sekolah dan universitas, tapi atmosfer belajar bahasa di Gontor benar-benar luar biasa. Santri bisa menguasai dua bahasa asing seolah itu bahasa daerah mereka sendiri," ujarnya kagum.

Keduanya hadir pada malam puncak penutupan GLC 2025, Minggu (5/10/2025). Ajang tahunan yang menjadi kebanggaan santri Gontor itu kali ini terasa istimewa karena menjadi bagian dari perayaan 100 tahun berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.

Selama empat hari, sebanyak 24 pondok pesantren dari seluruh Indonesia beradu kemampuan dalam 14 cabang lomba, mulai dari debat, pidato, kuis bahasa, pembawa acara (MC), hingga penulisan esai dan puisi dalam bahasa Arab dan Inggris.

Ketua Umum Peringatan 100 Tahun PMDG K H Hamid Fahmy Zarkasyi menegaskan penguasaan bahasa di Gontor, bukan semata soal akademik, melainkan budaya yang hidup di keseharian para santri.

"Bahasa tidak dipelajari dalam sehari dua hari. Bahasa harus dipraktikkan. Jangan puas hanya dengan pelajaran di kelas. Jadikan lomba ini sebagai awal untuk terus mengembangkan kemampuan berbahasa kalian," pesan Hamid Fahmy di hadapan para peserta dan tamu undangan.

Lebih dari sekadar kompetisi, GLC menjadi ruang pembentukan karakter santri: menumbuhkan keberanian berbicara, kemampuan berpikir logis, serta keterampilan berkomunikasi lintas budaya.

Panitia menutup acara dengan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta, pembimbing, dan pihak-pihak yang terlibat. Semangat persaudaraan dan cinta bahasa yang terbangun di ajang ini diharapkan terus menyala menjadi bekal bagi para santri Gontor untuk tampil sebagai duta bahasa dan pembawa nilai-nilai Islam di dunia.



Simak Video "Video: Tips Belajar Bahasa Asing ala Fiki Naki"

(irb/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork