Di balik megahnya gedung-gedung pencakar langit dan hiruk pikuk kota modern, Surabaya masih menyimpan sisi lain yang begitu hangat dan autentik, yaitu kampung-kampung tematik yang sarat nilai sejarah, budaya, dan ekonomi kreatif.
Kampung-kampung ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan identitas lokal tetap hidup di tengah modernisasi kota. Dikelola warga bersama Pemerintah Kota Surabaya, setiap kampung tematik menghadirkan karakter unik yang mencerminkan sejarah, kreativitas, hingga potensi ekonomi masyarakatnya.
Bukan hanya tempat tinggal, kampung-kampung ini kini menjadi destinasi wisata edukatif dan budaya. Mulai dari kampung bersejarah seperti Peneleh dan Maspati, hingga kampung kuliner seperti Kampung Kue dan Kampung Semanggi, semuanya menawarkan pengalaman yang berbeda namun sama-sama mengesankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung-kampung Tematik Surabaya
Dikutip dari akun resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, terdapat beragam kampung tematik yang bisa dikunjungi wisatawan, mulai dari kampung bertema lingkungan, budaya, hingga seni dan ekonomi kreatif. Berikut daftarnya!
1. Kampung Wisata Peneleh Heritage
![]() |
Kampung Peneleh menjadi salah satu kawasan bersejarah paling ikonik di Surabaya. Berlokasi di tepi Sungai Kalimas, kawasan ini telah ada sejak masa Kerajaan Majapahit dan berkembang pesat pada era kolonial Belanda.
Lingkungannya yang masih mempertahankan bangunan-bangunan lawas memberi kesan klasik dan menenangkan. Daya tarik utama kampung ini adalah rumah kelahiran Bung Karno dan kediaman HOS Tjokroaminoto, dua tokoh besar yang menginspirasi sejarah perjuangan Indonesia.
Selain wisata sejarah, pengunjung juga dapat mencoba membatik khas Peneleh, mencicipi kuliner lokal seperti Sinom Pinilih, hingga berinteraksi langsung dengan warga yang ramah.
2. Kampung Ketandan
![]() |
Terletak di jantung kota, Kampung Ketandan berdiri anggun di antara gedung tinggi dan mal modern seperti Tunjungan Plaza. Dulunya, kampung ini dihuni "Tondo" atau penarik pajak Tionghoa. Hingga kini, masih tersisa jejak sejarah berupa Bongpay (nisan Tionghoa) dan Makam Mbah Buyut Tondo yang berusia ratusan tahun.
Selain situs sejarah, Kampung Ketandan juga memiliki Masjid An-Nur yang dibangun tahun 1915, serta Balai Budaya Cak Markeso, tempat warga berkegiatan seni seperti tari remo, ludruk, hingga melukis. Kawasan ini memadukan nilai sejarah dan budaya dengan cara yang menarik dan hidup.
3. Kampung Lawas Maspati
![]() |
Kampung Lawas Maspati yang terletak di kawasan Bubutan adalah saksi perjalanan panjang Surabaya. Dulu, kawasan ini merupakan tempat tinggal para abdi dalem Keraton Surabaya pada abad ke-19.
Di dalamnya masih berdiri rumah-rumah kuno, seperti Rumah Ndoro Mantri Nyamuk, dan Omah Tua 1907 yang menjadi tempat berkumpulnya para pejuang kemerdekaan. Kini, Kampung Maspati dikembangkan menjadi kampung wisata sejarah dan edukasi.
Warga juga berinovasi dengan berbagai produk lokal seperti minuman jamu herbal, olahan lidah buaya, dan kerajinan tangan. Tak hanya menghidupkan kembali sejarah, kampung ini juga mendorong ekonomi kreatif berbasis masyarakat.
4. Kampung Lumpia
![]() |
Tak hanya Semarang yang terkenal dengan lumpianya, Surabaya punya Kampung Lumpia di kawasan Ngaglik Gang Kuburan. Hampir setiap rumah di kampung ini memproduksi lumpia dengan cita rasa khas Surabaya, yaitu berisi tauge dan wortel dengan saus tauco gurih.
Kampung ini digagas Pak Kasno, pelopor lumpia Surabaya yang kini mempekerjakan banyak warga sekitar. Aktivitas produksi berlangsung setiap hari dan menjadi daya tarik wisata kuliner tersendiri. Kampung Lumpia adalah contoh nyata bahwa ekonomi kreatif bisa tumbuh dari dapur sederhana warga.
5. Kampung Kue Rungkut
![]() |
Kampung Kue di Rungkut Lor Gang II merupakan salah satu ikon wisata kuliner khas Surabaya. Berdiri sejak tahun 2005, kampung ini digagas Choirul Mahpuduah (Irul) sebagai upaya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga agar lebih produktif.
Kini, lebih dari 300 pelaku UMKM menghasilkan aneka kue basah dan kering yang dipasarkan hingga ke luar kota. Wali Kota Eri Cahyadi pernah berkunjung untuk memberi dukungan terhadap pengembangan ekonomi lokal. Selain wisata kuliner, pengunjung bisa mengikuti kelas membuat kue yang diadakan warga.
6. Kampung Semanggi
![]() |
Terletak di Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kampung Semanggi dikenal sebagai sentra pembuatan pecel semanggi, makanan khas Suroboyo yang mulai langka. Di sini, lebih dari 120 perajin masih menjaga resep turun-temurun dengan bumbu khas berbahan dasar daun semanggi.
Kini, para perajin tak hanya menjual pecel, tetapi mengembangkan produk turunan seperti stik semanggi, semanggi instan, hingga nastar semanggi. Berkat kreativitas itu, produk Kampung Semanggi menembus pasar Australia. Pemerintah pun berencana menjadikannya kampung wisata edukasi dan budidaya semanggi.
7. Kampung Wethan Wonderland
![]() |
Kampung Wethan Wonderland di kawasan Banjarsugihan merupakan salah satu kampung wisata paling unik di Surabaya. Nama "Wethan" adalah akronim dari RW Satu Banjarsugihan. Di kampung ini, terdapat enam tema kampung wisata dengan nuansa budaya berbeda.
Mulai dari Kampung Jelita (Jawa Bali), Kampung Jawara (Jawa Eropa), hingga Kampung Jebal (Jepang-Bali). Setiap RT memiliki konsep wisata sendiri, lengkap dengan spot foto tematik, tanaman herbal, hingga UMKM lokal.
Suasananya asri, penuh warna, dan cocok untuk wisata keluarga. Kampung Wethan Wonderland menjadi contoh keberhasilan kolaborasi warga dalam menghadirkan inovasi wisata berbasis budaya dan lingkungan.
Keberadaan kampung-kampung tematik ini menjadi identitas kultural Surabaya yang tak lekang oleh waktu. Dari sejarah hingga kuliner, dari tradisi hingga inovasi, setiap kampung menghadirkan cerita berbeda yang memperkaya wajah kota.
(ihc/irb)