Patung apel yang baru dibuat di kawasan Jalan Sultan Agung, Kota Batu, menuai kritikan dari publik karena catnya mengelupas. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu merespon terkait kritikan tersebut.
Kepala DLH Kota Batu Dian Fachroni mengatakan, sebenarnya tidak mengetahui secara pasti kenapa cat itu bisa mengelupas. Sebab, pengerjaan proyek ini berasal dari hibah dari Jawa Timur Park (JTP) Group.
"Saya belum tau secara teknis penyebab cat yang belum optimal. Mengingat program revitalisasi ini berupa hibah bangunan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari JTP Group," kata Dian, Minggu (5/10/2025).
Kendati demikian, dipastikan bahwa persoalan cat mengelupas tersebut sudah mendapatkan penanganan. Terlebih, pelaksanaan revitalisasi taman median di kawasan Jalan Sultan Agung masih berjalan.
"Masih memungkinkan untuk evaluasi dikarenakan belum selesai pengerjaan (revitalisasi taman di kawasan Jalan Sultan Agung)," terang Dian.
Dari pantauan detikJatim Minggu (5/10) siang, patung apel saat ini sudah dalam penanganan. Terlihat sejumlah orang sedang melakukan perbaikan cat yang mengelupas.
Dian menjelaskan, revitalisasi taman ini untuk menghadirkan ruang publik yang menarik bagi wisatawan maupun masyarakat. Ada enam konsep berbeda yang telah disiapkan untuk masing-masing taman pulau jalan.
Beragam tema mulai dari potensi pertanian, seni hingga sport tourism center. Salah satunya patung apel dan petani dengan wajah apel yang menggambarkan Kota Batu dengan keunggulan pada sektor pertanian.
"Khusus untuk patung apel ini juga diberi video mapping guna meningkatkan daya tariknya. Video mapping sudah dilakukan trial dan tinggal penyesuaian untuk video yang lebih menunjukkan karakter mbatu," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, ikon apel baru di taman Jalan Sultan Agung menuai kritik di media sosial. Pasalnya, patung apel yang belum satu bulan itu catnya mengelupas. Hal itu, membuat netizen curiga pembuatan patung apel itu asal-asalan.
Simak Video "Berburu Oleh-Oleh di Kawasan Arab, Kota Malang"
(auh/irb)