Masyarakat maupun wisatawan yang sudah menunggu-nunggu bisa naik Ferry Wheels atau Bianglala di Alun-alun Kota Batu lagi, sabar ya. Rencana pengadaan bianglala baru di Alun-alun Kota Batu kembali tidak bisa terealisasi pada 2026.
Perencanaan penggantian bianglala lama dengan baru sebenarnya sudah mencuat sejak 2024. Dari hasil kajian yang telah dilakukan, bianglala lama sudah tidak layak beroperasi dan perlu diganti baru.
Awalnya, pengadaan bianglala baru ini akan dilakukan dengan menggandeng investor. Tapi, setelah melalui pembahasan oleh Pemkot Batu dan DPRD, diambil keputusan pengadaan bianglala baru menggunakan biaya dari APBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembahasan soal upaya menghidupkan kembali bianglala ini memang cukup getol disuarakan dan menjadi fokus Pemkot Batu saat berada di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Bahkan, pada akhir masa jabatannya sebagai Pj Wali Kota Batu, Aries sudah memasukkan pengadaan bianglala baru pada susunan anggaran APBD 2025. Tapi setelah tonggak kepemimpinan beralih kepada Wali Kota Batu Nurochman, muncul keputusan penundaan pengadaan fisik bianglala baru dan masuk dalam RAPBD 2026.
Penundaan itu dilakukan karena proses perencanaan hingga lelang biangalala bekas, juga pengadaan barang baru perlu waktu yang tidak sebentar. Belum lagi kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat mengakibatkan anggaran pengadaan bianglala baru terpangkas.
Meski tertunda, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu tetap mengupayakan progres yang bisa dikerjakan terlebih dahulu. Yakni, proses penyusunan detail engineering design (DED) bianglala baru yang sudah berjalan dan diperkirakan akan tuntas pada akhir tahun ini.
Anggaran yang digelontorkan untuk penyusunan DED bianglala baru Alun-alun Kota Batu juga tidak main-main. Biaya yang dikeluarkan melalui APBD 2025 untuk penyusunan DED biangalala baru mencapai Rp 300 juta.
Selain penyusunan DED, DLH Kota Batu juga sudah membahas dan berkoordinasi dengan BKAD Kota Batu untuk melelang fisik bianglala lama yang sudah lama mangkrak. Dengan begitu, pada tahun 2026 biangalala baru segera terpasang dan bisa dinikmati masyarakat.
Namun, lagi-lagi terjadi perubahan rencana bahwa pengadaan fisik biangalala baru tidak bisa dilakukan pada tahun 2026. Lantaran, rencana pengadaan bianglala baru terdampak kebijakan pemangkasan dana transfer daerah tahun depan sebesar Rp 168,8 miliar.
"Dana transfer pusat yang mengalami penurunan cukup signifikan berimbas salah satunya pembangunan bianglala yang tereduksi," kata Kepala DLH Kota Batu Dian Fachroni saat dihubungi detikJatim, Rabu (12/11/2025).
Dian mengatakan ada beberapa opsi yang mungkin bisa dilakukan agar pengadaan bianglala baru ini tetap bisa berjalan meski tidak menggunakan APBD. Salah satu cara atau opsi yang sedang dibahas lewat sistem Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Feasibility Study (FS) DED bianglala baru akan kami selesaikan awal Desember 2025. Kemudian pada tahun 2026 akan dianggarkan kajian skema KPBU. Sehingga punya alternatif pembiayaan atas pembangunan dan operasionalnya melalui APBD atau melalui Badan Usaha," kata dia.
(dpe/abq)












































