Round-Up

Operasi Amputasi Menegangkan di Tengah Reruntuhan Ponpes Rawan Ambruk

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 04 Okt 2025 08:00 WIB
Ilustrasi. Evakuasi santri tertimbun reruntuhan musala ponpes di Sidoarjo. (Foto: Tangkapan layar)
Sidoarjo -

Di bawah reruntuhan Ponpes Al Khoziny saat itu, ketegangan benar-benar terasa. Udara pengap penuh debu, bau beton yang hancur, siapa pun yang berada di sana pasti akan merasakan suasana yang begitu mencekam.

Perasaan itu dirasakan Dokter Aaron Franklyn Suaduon Simatupang saat menyadari kenyataan bahwa satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Nur Ahmad, salah satu santri yang terjepit di bawah beton, hanya dengan mengorbankan lengan kirinya.

Aaron merayap masuk di bawah puing-puing bangunan yang rawan ambruk, jaraknya hanya beberapa sentimeter dari maut. Ruang sempit setinggi 50 sentimeter itu memaksanya bergerak perlahan, menyusuri lorong reruntuhan sejauh 10 meter menuju lokasi Ahmad.

"Pikiran saya, saya udah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," katanya dengan suara berat, mengingat kembali detik-detik genting itu.

Di bawah supervisi Dokter Larona Hydravianto, Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD R.T. Notopuro, keputusan sulit harus diambil. Amputasi harus segera dilakukan di lokasi.

Nur Ahmad sudah kehilangan banyak darah, sementara oksigen di bawah reruntuhan bangunan makin menipis. Menunggu beton diangkat hanya berarti menunggu ajal.

Aaron menyuntikkan obat bius ke lengan Ahmad yang terjepit. "Kalau sakit, maaf ya," bisiknya kepada santri tersebut. Dia mencoba memberi sedikit penghiburan sebelum tindakan dimulai.

Dengan peralatan yang dibutuhkan, di ruang pengap dan minim cahaya, amputasi berlangsung sekitar 10 menit. Waktu yang terasa seperti seumur hidup bagi tim medis yang terlibat.

Begitu selesai, Aaron menarik tubuh Ahmad keluar dari reruntuhan. Tim medis lain langsung bergerak cepat menstabilkan kondisi santri itu sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Ya memang di dalam itu sangat terbatas ruangnya. Jadi enggak mungkin semua bisa masuk sebagai tim, tapi kita di pos masing-masing," ungkapnya.

Usai dievakuasi, Ahmad langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo untuk dilakukan operasi lanjutan yakni penutupan amputasi. Ia sempat ditempatkan di ruang ICU.



Simak Video "Video: Petugas Ungkap Sulitnya Identifikasi Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny"

(dpe/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork