Eks dosen UIN Malang, Imam Muslimin yang viral guling-guling saat berseteru dengan tetangganya mengaku sejak lama merasa kesulitan berkomunikasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Baik dengan tetangga maupun perangkat RT/RW, ia merasa tak pernah mendapatkan ruang sebagai warga yang diterima sepenuhnya.
"Kami sering sowan ke Pak RT, berusaha komunikasi terkait hal ini. Tapi tidak pernah diterima, dan duduk dengan enak. Selalu terburu-buru dengan alasan lainnya," jelas Imam Muslimin, Jumat (26/9/2025).
Imam Muslimin juga menuturkan, baru menerima surat pengusiran dari warga pada 22 September 2025.
"Benar pengusiran saya dari lingkungan itu memang ada. Suratnya tertanggal 7 September, tapi baru dikirimkan ke saya 22 September 2025," kata Imam.
Ia mengaku tak pernah dilibatkan dalam rapat atau mediasi sebelum surat itu dikeluarkan. Bahkan, dirinya menerima surat secara mendadak setelah ditandatangani oleh puluhan warga.
"Di rapat itu ada RT/RW, bendahara RT dan sekretaris RT, serta sejumlah warga. Kami bahkan tidak pernah dimintai keterangan sebelum-sebelumnya," akunya.
Karena kondisi tersebut, Imam Muslimin akhirnya memutuskan untuk menjual rumah yang sudah ditempati sejak 2017. Sambil menunggu proses penjualan, ia tinggal berpindah-pindah di penginapan.
"Kami sementara tinggal di hotel, jadi berpindah-pindah. Hingga rumah kami terjual, karena masih proses dijual, kalau sudah laku kami baru pindah," katanya.
Sementara itu, warga bersepakat meminta Imam Muslimin pergi meninggalkan lingkungan Jalan Joyogrand Kavling Depan III Atas, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Keputusan ini mengacu pada tindakan Imam yang dinilai berulang kali meresahkan.
Berdasarkan surat keputusan rapat warga pada 7 September 2025, tercantum sejumlah poin alasan pengusiran Imam dan istrinya. Mereka dianggap melanggar asas kepatutan serta adat istiadat, hingga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Simak Video "Video Dosen UIN Malang Guling-guling di Tanah saat Ribut dengan Tetangga"
(auh/hil)