Viral Tren Berburu Obat Cacing, Dokter Ingatkan Jangan Asal Konsumsi

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 27 Agu 2025 11:15 WIB
Ilustrasi obat cacing/Foto: Getty Images/rudi_suardi
Surabaya -

Kasus cacingan yang sempat menghebohkan publik setelah temuan di Sukabumi membuat banyak orang, terutama Gen Z, ramai-ramai berburu obat cacing. Fenomena ini bahkan viral di media sosial.

Namun, tren ini juga menuai pro kontra. Menanggapi tren tersebut, dokter spesialis anak sekaligus pakar kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, dr. Gina Noor Djalilah mengingatkan bahwa penggunaan obat cacing tidak bisa sembarangan.

Penggunaan obat cacing yang benar di Indonesia umumnya mengikuti panduan dari Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Pemberian obat cacing dapat diulang setiap 6 bulan sekali. Sedangkan untuk daerah non endemis, pemberian obat cacing harus diberikan sesuai indikasi dan sesuai pemeriksaan dokter dengan hasil pemeriksaan tinja positif ditemukan telur cacing atau cacing," kata Gina, Rabu (27/8/2025).

Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, hasil survei di 40 desa pada 10 provinsi menunjukkan prevalensi infeksi cacing berkisar antara 2,2% hingga 96,3%. Angka ini paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah 5-14 tahun.

"Indonesia dengan iklim tropis memiliki angka kecacingan tinggi sebesar 28%, dipengaruhi oleh kebersihan, sanitasi, kepadatan penduduk, serta tanah yang lembab," jelas Gina.

Ia melanjutkan, fenomena berburu obat cacing ini bisa jadi dipicu oleh kekhawatiran yang dipicu pemberitaan yang beredar mengenai kasus cacingan. Tak sedikit yang lantas mengonsumsi obat cacing secara mandiri tanpa indikasi medis.

Padahal, menurut Gina, infeksi cacing itu tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas.

"Infeksi cacing ringan sering kali tidak menunjukkan gejala yang khas, melainkan hanya berupa kelelahan, kantuk, wajah pucat, dan malnutrisi," ungkapnya.

Infeksi cacing pada anak umumnya disebabkan oleh beberapa jenis cacing, salah satunya adalah cacing gelang. Cacing ini menginfeksi tubuh manusia melalui telur yang menempel pada sayuran atau buah yang tidak dicuci bersih.

Setelah masuk ke dalam tubuh, cacing gelang dewasa bisa tumbuh hingga 20-30 cm dan menghasilkan sampai 200.000 telur setiap hari.

"Keberadaan cacing ini dapat merusak lapisan usus halus dan memicu diare, yang pada akhirnya mengganggu penyerapan karbohidrat dan protein," katanya.



Simak Video "Video: Anjuran Mengkonsumsi Obat Cacing Yang Tepat"


(irb/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork