JPO Siola Diganti, DPRD Surabaya: Perkuat Daya Tarik Tunjungan

Deny Prastyo - detikJatim
Rabu, 13 Agu 2025 12:02 WIB
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan/Foto: Deny Prasetyo/detikJatim
Surabaya -

DPRD Surabaya akan mengawal langkah Pemkot Surabaya membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di Jalan Tunjungan. Sejumlah struktur bentangan jembatan tersebut dinyatakan rapuh dan tidak aman berdasarkan kajian tim independen.

JPO yang dibangun pada 1987 itu akan diganti dengan jembatan baru yang lebih modern, terbuka, dan terintegrasi dengan pemandangan sekitar. Pembangunannya ditargetkan rampung pada Desember 2025.

Ketua Komisi C DPRD Surabaya Eri Irawan mengatakan, JPO berperan penting dalam dua hal. Pertama, secara fungsional, JPO mendukung sistem transportasi untuk memperlancar mobilitas pejalan kaki, mengurai kemacetan karena mengurangi penyeberangan langsung di jalan, hingga menghubungkan fasilitas publik seperti perkantoran dan pertokoan.

"Dalam konteks fungsional, kita harus memastikan JPO dalam kondisi aman dan layak dilewati. Maka penting untuk dilakukan pengecekan berkala. Begitu ditemukan ada kerapuhan pada bentangan, misalnya, ya harus dilakukan langkah seperti perbaikan atau pembongkaran," ujar Eri, Rabu (13/8/2025).

Eri menambahkan, JPO juga mendukung pengembangan ruang kota sebagai bagian dari peningkatan estetika. Penggantian JPO Tunjungan diharapkan dapat memperkuat penataan kawasan Tunjungan, yang sejak November 2021 mengalami placemaking untuk meningkatkan kualitas ruang publik.

"Sejak November 2021, dilakukan placemaking terhadap Jalan Tunjungan menjadi Tunjungan Romansa. Sekarang kawasan itu terus bergeliat. Tapi tentu pengembangan harus terus dilakukan. Selain meningkatkan keamanan JPO, hadirnya JPO baru nantinya akan memperkuat penataan kawasan Tunjungan menjadi lebih menarik, nyaman, dan berkelanjutan. JPO baru juga akan menjadi landmark baru untuk mempercantik lanskap kota," kata Eri.

"Jadi JPO yang baru akan membuat daya tarik fungsional dan visual kawasan Tunjungan semakin terpenuhi," imbuhnya.

Politikus PDI Perjuangan itu mendorong upaya placemaking berkelanjutan di Surabaya sebagai kota besar yang padat dan sibuk.

"Placemaking kota menjadikan suatu tempat tidak hanya kita maknai sekadar sebagai lokasi fisik, tapi juga membuatnya menjadi tempat yang nyaman, terkoneksi, inklusif, partisipatif, dan menciptakan interaksi sosial. Placemaking yang dilakukan Pemkot seperti pada kawasan Tunjungan Romansa, Kota Lama, Alun-Alun Surabaya, perlu terus dikembangkan dan diperluas," ujar Eri.

Terkait pembiayaan yang melibatkan dukungan dunia usaha, Eri menyebut langkah itu sebagai terobosan peningkatan kualitas ruang publik.

"Seperti revitalisasi Taman Harmoni Keputih yang juga berkolaborasi dengan dunia usaha dan komunitas, konsep pembiayaan dengan dukungan dunia usaha perlu dilanjutkan pada ruang-ruang publik lain, termasuk JPO Tunjungan. Tentu kita kawal nanti semua harus dilakukan dalam koridor tata kelola yang baik," jelasnya.



Simak Video "2025 Wajib Melek Financial, Belajar di Sini! Gratis"

(irb/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork