Pembongkaran jembatan penyeberangan orang (JPO) Siola, salah satu ikon legendaris Jalan Tunjungan, telah dilakukan pada Jumat (8/8/2025). Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya Wiwiek Widayati menjelaskan bahwa pembongkaran ini bukan keputusan mendadak.
Menurut Wiwiek, JPO yang dibangun sejak tahun 1987 ini, harus diremajakan karena kondisinya sudah rapuh. Sebelumnya, pada awal tahun 2025, tim independen telah melakukan kajian menyeluruh setelah ditemukan beberapa bagian jembatan yang runtuh.
"Berdasarkan kajian dari tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali," kata Wiwiek, Senin (11/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JPO Tunjungan yang dibongkar akan segera dibangun kembali dengan pendanaan dari program CSR (Corporate Social Responsibility). Wiwiek menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menawarkan proyek ini kepada investor.
"Nanti kami akan tawarkan. Siapa yang mau CSR untuk membangun jembatan itu," ujarnya.
Pemkot menargetkan proyek JPO baru selesai pada Desember 2025, sehingga bisa digunakan pada awal tahun 2026. JPO ini tetap berfungsi sebagai jembatan penyeberangan, tetapi akan hadir dengan desain lebih estetik dan terbuka.
"Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya," jelasnya.
Ia berharap proses pembangunan jembatan ini dapat selesai pada tahun ini. Sehingga, jembatan baru yang lebih kokoh dan aman dapat segera digunakan masyarakat.
"Kami juga memastikan pembangunan jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya," pungkasnya.
(auh/irb)