Program ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang penguatan ekonomi kerakyatan melalui koperasi desa dan kelurahan.
Subandi mengingatkan bahwa koperasi yang telah dibentuk jangan sampai hanya aktif di atas kertas. Ia menekankan agar koperasi bisa benar-benar berjalan dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat desa dan kelurahan.
"Saya tidak mau koperasi ini hanya sekadar dibentuk, selesai di administrasi. Harus bergerak nyata, berdampak langsung ke warga. Camat, Dinas Koperasi, dan PMD harus terus evaluasi. Kalau tidak jalan, segera perbaiki!" tegas Subandi saat memberikan sambutan di Pendopo, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, koperasi merah putih harus menjadi motor penggerak ekonomi lokal, mulai dari penyediaan sembako murah, layanan kesehatan desa, hingga simpan pinjam masyarakat harus bisa difasilitasi koperasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo, Edi Kurniadi, menjelaskan bahwa koperasi merah putih adalah bagian dari strategi nasional membangun ekonomi desa yang kuat dan mandiri.
"Koperasi ini bukan hanya tempat usaha, tapi juga alat negara menjaga ketersediaan pangan, kestabilan harga, hingga memperluas lapangan kerja di desa," ujar Edi
Ia menambahkan bahwa koperasi akan didorong menjadi pusat aktivitas ekonomi desa yang modern dan berdaya saing, mulai dari pengelolaan bahan pokok, apotek desa, klinik, hingga distribusi elpigi dan pangan murah akan menjadi tugas utama koperasi.
Salah satu ketua Koperasi Merah Putih dari Desa Prasung, Buduran, M. Habibullah menyambut baik program ini. Ia menyebut pihaknya siap mendukung penuh distribusi logistik desa.
"Kami butuh kemudahan akses permodalan dan distribusi barang. Kalau bisa lancar, kami yakin koperasi bisa bantu tekan harga dan buka lapangan kerja," katanya.
Peluncuran koperasi ini menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi berbasis desa. Pemkab Sidoarjo menargetkan koperasi merah putih tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang menjadi model ekonomi desa masa depan
(prf/ega)