Penjelasan BMKG soal Bediding Landa Pacitan

Penjelasan BMKG soal Bediding Landa Pacitan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Senin, 21 Jul 2025 14:45 WIB
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Sawahan Nganjuk, Sumber Harto
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Sawahan Nganjuk, Sumber Harto. (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Sejumlah wilayah di Kabupaten Pacitan mengalami cuaca dingin ekstrem alias Bediding. Di dataran tinggi seperti Kecamatan Bandar, suhu saat dini hari berkisar 13 hingga 14 derajat celcius. Sementara di Kecamatan Nawangan suhu terendah menembus angka 12 derajat celcius.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena tersebut bersifat wajar. Gejala alam seperti itu memang kerap terjadi menyertai datangnya musim kemarau. Salah satu pemicunya karena Matahari berada pada jarak terjauh dari Bumi.

"Terjadinya musim dingin karena jarak Bumi dengan Matahari agak jauh. Meskipun siang hari terik karena sinar matahari tegak lurus, tapi malam harinya justru terasa sangat dingin," jelas Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Sawahan Nganjuk, Sumber Harto, kepada wartawan, Senin (21/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Harto, langit yang cerah tanpa awan pada musim kemarau memungkinkan radiasi panas dari permukaan bumi lebih cepat dilepaskan ke atmosfer, sehingga menyebabkan penurunan suhu drastis di malam hari.

Tidak itu saja, adanya angin muson yang berhembus pada musim kemarau juga menjadikan rasa dingin terasa lebih ekstrem dari biasanya. Digambarkan, saat seseorang usai kontak dengan air, maka dampak lebih terasa dingin setelah terpapar hembusan angin.

ADVERTISEMENT

"Fenomena ini terjadi di sebagian besar wilayah Selatan Jawa, termasuk di antaranya Kabupaten Pacitan," ujar pria yang tengah memperdalam Ilmu Manajemen Bencana di UPN Veteran Yogyakarta itu.

Bulan Juli ini, lanjut Harto menjadi penanda masuknya musim Kemarau. Pun begitu, sebagaimana informasi resmi yang disampaikan BMKG sebelumnya bahwa Kemarau kali ini masuk kategori basah. Dengan begitu, peluang hujan tetap dapat terjadi pada sejumlah kawasan.

"Bahwa kemarau ini kemarau Basah. Ada beberapa tempat yang di situ nanti berpotensi juga masih ada hujan," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejak 2 hari terakhir sejumlah wilayah di kota berjuluk '70-Mile Sea Paradise' dilanda Bediding. Cuaca terik pada siang hari mendadak berubah menusuk tulang saat memasuki dini hari dan terus terjadi hingga pagi.

Perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba memaksa warga beradaptasi. Salah satunya dengan mengenakan pakaian tebal saat keluar rumah. Suasana pagi juga diwarnai banyaknya warga yang berjemur untuk melawan hawa dingin.




(auh/hil)


Hide Ads