Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya memastikan daging kurban yang dipotong pada hari pertama Idul Adha 1446 H aman dan layak dikonsumsi. Proses pemotongan yang berlangsung sejak pagi di RPH Jalan Pegirian ini diawasi ketat oleh tim dokter hewan dan juru sembelih halal (juleha) sesuai standar kesehatan dan syariat Islam.
Direktur Utama PD RPH Surabaya, Fajar Arifianto, mengatakan pihaknya menerjunkan dokter hewan di setiap proses penyembelihan.
"Alhamdulillah tidak ada temuan. Karena tidak PMK jadi tidak ada gejala-gejala, tapi tetap kita waspadai. Kita menerjunkan tim dokter hewan di setiap (akan proses penyembelihan). Tiap sekali sembelih 10 ekor, ada 2 dokter yang bertugas. Otomatis diperiksa," ujarnya saat ditemui detikJatim, Jumat (6/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RPH Surabaya melayani pemotongan 50 ekor sapi kurban pada hari ini. Sementara secara keseluruhan ada 189 ekor sapi yang terjadwal disembelih di sini, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun lalu.
"Hari ini mulai jam 07.30 WIB dan maksimal jam 15.00 WIB harus selesai. Kami melayani (pemotongan) 189 ekor sapi kurban, meningkat dari tahun lalu sebanyak 172 ekor," kata Fajar.
Menurutnya, peningkatan jumlah ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat yang lebih tinggi untuk memotongkan hewan kurbannya di RPH, bukan di permukiman.
Fajar menambahkan bahwa di RPH Surabaya, selain pemeriksaan sebelum penyembelihan, pihaknya juga melakukan pengecekan ketat setelah proses pemotongan, terutama pada bagian jeroan.
"Setelah dipotong itu biasanya kita menemukan seringkali di jeroan, ada ulat, itu kita minta dimusnahkan. Itu keuntungan di RPH. Kita pastikan sebelum dipotong hewannya sehat, setelah dipotong dagingnya aman," paparnya.
Ia menjelaskan, bila ditemukan kelainan seperti ulat atau kondisi jeroan yang tidak layak, maka bagian tersebut tidak akan diberikan kepada pemilik hewan kurban.
"Kalau ada temuan, kita sampaikan kepada yang kurban kalau itu akan kita musnahkan, tidak perlu diambil atau dibawa pulang. Sehingga aman daging yang diterima masyarakat," tegasnya.
Meski begitu, ia memastikan daging dari hewan yang ditemukan jeroannya bermasalah tetap bisa dikonsumsi.
"Kalau ada temuan di jeroan, dagingnya masih boleh dikonsumsi. Biasanya seringkali di hati ada temuan seperti cacing karena banyak faktor, seperti makanan hewan," ucap Fajar.
Untuk menjamin keamanan, setiap sapi yang masuk ke RPH langsung diamati oleh dokter hewan untuk memastikan kelayakan secara fisik dan kesehatan.
"Kurban ini kan sifatnya harus yang baik, baik hewannya maupun dagingnya. Karena syaratnya hewan itu secara fisik dan harus dipastikan aman," imbuhnya.
Di RPH Pegirian, seluruh fasilitas pemotongan hingga pengolahan limbah pun telah tersedia sesuai standar.
"Di RPH Surabaya sendiri telah tersedia tempat pemotongan, pencucian jeroan, pemecahan kepala, hingga pembuangan rumen yang sesuai prosedur," kata Fajar.
Ia juga memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai SOP dan syariat.
"Selain dipotong secara syari lewat juru sembelih halal (juleha), semua proses pemotongannya juga sudah memenuhi standar kesejahteraan hewan. Kami menjaga benar aman, sehat, utuh, dan halal untuk proses pemotongan hewan," pungkasnya.
(auh/abq)