Sampah Pantai Bangsring Berserakan di Tengah Gerakan Wisata Bersih

Sampah Pantai Bangsring Berserakan di Tengah Gerakan Wisata Bersih

Eka Rimawati - detikJatim
Kamis, 19 Jun 2025 06:00 WIB
Tumpukan sampah sisa aktivitas penangkaran terumbu karang di pesisir pantai Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi.
Tumpukan sampah sisa aktivitas penangkaran terumbu karang di pesisir pantai Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi. (Foto: Eka Rimawati/detikJatim)
Banyuwangi -

Sampah plastik dan sejumlah sampah rumah tangga tampak mengotori tepi Pantai Bangsring, Banyuwangi. Diduga sampah-sampah plastik bercampur sampah rumah tangga itu berasal dari aktivitas pekerja budidaya terumbu karang di sekitar pantai Bangsring, Wongsorejo dan di Pulau Tabuhan.

Plastik-plastik itu bertumpuk berserakan dan hanyut terbawa air laut. Fenomena dan pemandangan yang tidak elok ini terjadi di tengah kampanye gerakan wisata bersih (GWB) yang digelorakan Kementrian Pariwisata Republik Indonesia.

Sejumlah wisatawan mengeluhkan kondisi itu. Salah satunya Dwi Nur Hayati dari Surabaya yang mana menurutnya Banyuwangi dikenal dengan wisata pantainya yang indah dan aneka kuliner laut yang kaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, saat hendak menikmati sajian Lobster di kampung lobster Bangsring itu dia mengaku heran karena sebelum masuk lokasi restoran yang ikonik itu dia justru disambut dengan pemandangan sampah tepi pantai.

"Sayang banget deh, padahal bayangan saya bakal lihat pantai yang indah dan bersih gitu ya. Tapi, barusan sampai parkirnya malah disambut sampah ya," ungkap Dwi kepada detikJatim, Kamis (19/6/2025).

ADVERTISEMENT

Mei Jia Lian wisatawan asing dari Tianjin Cina juga menyampaikan hal senada. Dia baru saja menikmati sajian seafood di restoran Kampung Lobster dan terpukau keindahan alam di Banyuwangi yang memiliki laut dengan panorama pulau dewata dan sajian seafood bercita rasa seperti di negara asalnya.

Sayangnya, dia mengaku terganggu dengan tumpukan sampah yang terletak tak jauh dari restoran tersebut.

"Kami menunggu makanan matang dengan berjalan-jalan di tepi pantai, pasirnya bagus tapi sampahnya tidak. Ada bau dan nyamuk di dekat pondoknya yang bagus itu," terang Mei dalam bahasa inggris.

Mei berencana akan kembali ke Banyuwangi pada musim libur tahun depan bersama rombongan sekolahnya, ia berharap tidak menjumpai sampah-sampah serupa. Dia mengaku sudah 2 kali datang ke kampung lobster Banyuwangi. Tahun lalu ia tidak menemukan sampah di tempat itu.

"Saya sudah makan di tempot ini dan tidak ada sampah yang buruk itu, semoga tahun depan sudah bersih karena saya berencana kesini lagi bersama teman-teman sekolah," tambahnya.

Sebelumnya, sejumlah pekerja tampak sibuk memasang rangkaian media tanam terumbu karang dari besi dan kawat. Salah seorang pekerja yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan, media tanam tersebut akan digunakan untuk menanam terumbu karang di Pulau Tabuhan.

"Ini hampir setiap hari kami lakukan, untuk nanam terumbu karang dibudidayakan di Tabuhan. Untuk ekspor dan ada juga yang dijual disini, untuk dijual," katanya.

Sementara pihak pengelola restoran Kampung Lobster saat dikonfirmasi enggan memberikan tanggapan. Mereka mengaku tidak terkait dengan sampah-sampah tersebut.

Kondisi ini berseberangan dengan kampanye yang baru saja digelorakan Kementrian Pariwisata dan Pemkab Banyuwangi sebagai pilot projectnya. GWS menyasar seluruh destinasi wisata yang jadi tanggung jawab bersama di mana kebersihan itu indikator bagi kontribusi pemerintah dan travel and tourism development indeks.

Banyuwangi menjadi pilot project gerakan yang pada tahap awal diberlakukan di 16 daerah di seluruh Indonesia dan Banyuwangi menjadi satu-satunya daerah di Jawa Timur.

"Gerakan wisata bersih ini sejatinya gerakan yang bukan semata-mata punya program pemerintah, tapi ini program bersama ini dipastikan di Banyuwangi ini seluruh stakeholdernya sudah berjalan, jadi ini adalah contoh baik kami menyebutnya piloting untuk direplikasi di daerah-daerah lain," terang Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan Banyuwangi secara konsisten telah memberikan arahan terkait menjaga kebersihan di seluruh destinasi wisata. Namun edukasi dan sosialisasi itu masih perlu terus dilakukan demi memunculkan kesadaran dalam menjaga kebersihan bagi semua pelaku wisata dan pengunjung.

"Edukasi pada masyarakat lokal pada pengunjung itu juga santa penting, saya rasa gerakan wisata bersih ini menjadi sebuah momentum tidak hanya bagi banyuwangi tapi juga bagi yang berkunjung ke Banyuwangi," tegas Ipuk.

Ipuk menambahkan, pengelolaan dan pengendalian perilaku dalam disiplin membuang sampah pun perlu inovasi dan cara-cara baru. Sehingga, kolaborasi dan kerjasama seluruh pihak sangat diperlukan.

"Manusia menghasilkan sampah. Pariwisata pun menghasilkan sampah, Maka perlu cara-cara baru perlu kerja sama bersama, perlu kolaborasi Banyuwangi dengan banyak destinasi alamnya. Ini juga harus dijaga kebersihannya harus dijaga ekosistemnya agar wisata punya nilai, punya kesan baik bagi wisatawan yang datang," kata Ipuk.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads