Khotbah secara bahasa, adalah perkataan yang disampaikan di atas mimbar. Sedangkan secara istilah para ulama mendefinisikan khotbah sebagai sebagai 'perkataan tersusun yang mengandung nasihat dan informasi'. Khotbah sering diberikan di berbagai ibadah umat muslim. Salah satunya adalah salat Jumat.
Mengutip situs Kementerian Agama, fungsi utama khotbah adalah "mau'idhoh hasanah" yang berarti pesan kebaikan. Khotbah Jumat seringkali berisi berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu agama, seperti akidah, akhlak, hingga sejarah Islam. Jelang hari raya Idul Adha, berikut contoh Khotbah Jumat tentang Idul Adha.
Khotbah Jumat tentang Idul Adha
Khotbah tentang idul adha ini merangkum berbagai pengetahuan penting tentang Idul Adha. Seperti amalan yang dianjurkan, doa-doa yang bisa dipanjatkan maupun ibadah sunnah yang bisa dilakukan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut contoh Khotbah Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Khotbah Jumat: Menyambut Idul Adha
Dikutip dari NU Online, Khotbah ini disusun oleh KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمٍ تَتَوَالَى كَالْأَمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَبْرَارِ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian. Sehingga kita masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khotib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga selalu dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Beberapa hari lagi, kita akan kehadiran hari yang mulia, yaitu Hari Raya Idul Adha. Bukan sekadar perayaan, Hari Raya Idul Adha juga menjadi momentum bagi setiap Muslim yang mampu untuk berbagi pada sesama melalui hewan kurban yang disembelih. Selain berbagi, makna Idul Adha juga mengajarkan setiap umat Islam untuk bisa memberi pengorbanan secara ikhlas atas segala sesuatu yang dilakukan dan dicintai.
Begitu spesialnya Idul Adha, kita sebagai umat Islam sangat penting untuk memberikan apresiasi dan memuliakan Idul Adha. Beberapa amalan yang baik dilaksanakan dalam rangka menyambut dan memuliakan Idul Adha:
Pertama, memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil
Takbir, tahmid, dan tahlil merupakan kalimat thayyibah yang baik dikumandangkan dalam rangkat menyambut kehadiran hari raya, baik Idul Adha maupun Idul Fitri. Kalimat tersebut dikumandangkan sebagai bentuk kegembiraan dan terima kasih kita kepada Allah atas kehadiran Hari Raya Idul Adha. Tak hanya menjelang 10 Dzulhijjah saja, akan tetapi sunnah dikumandangkan hingga 13 Dzulhijjah. Dari Umar, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid." (HR Ahmad No 6154)
Kedua, berpuasa sunnah Tarwiyah dan Arafah Puasa tersebut menjadi salah satu ibadah yang sebaiknya dilakukan tiap Muslim di Dzulhijjah. Puasa Arafah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah. Sedangkan Arafah pada 9 Dzulhijjah. Puasa ini juga sangat di anjurkan bagi orang-orang yang tidak melaksanakan ibadah haji. Rasulullah bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)
Ketiga, menunaikan haji dan umrah Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu atau dimampukan oleh Allah.
Bagi Muslim yang mampu, haji menjadi amalan yang dilakukan pada Dzulhijjah. Haji dan umrah juga merupakan panggilan bagi orang tertentu sehingga harus datang memenuhi panggilan Allah. Haji hukumnya wajib dan dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Keutamaan haji tercantum dalam hadits yang dijelaskan Nabi Muhammad:
سُئِلَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ
''Rasulullah SAW ditanya, amalan apa yang paling utama? Beliau menjawab, Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada yang bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab, Jihad di jalan Allah. Ada yang bertanya kembali, Kemudian apa lagi?" Haji mabrur, jawab Rasulullah.'' (HR Bukhari)
Lalu ibadah umrah?
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR An Nasai)
Keempat, sebaiknya tidak makan sebelum Shalat Idul Adha Dalam rangka menyambut Idul Adha sampai sampai nabi tidak makan pagi duluan sehingga shalat dalam kondisi perut belum terisi. Hal ini juga merupakan penghargaan kepada Idul Adha dan juga lantaran akan adanya daging sembelihan daging kurban setelah shalat id. Dari 'Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat shalat id pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat id baru beliau menyantap hasil kurbannya.'' (HR Ahmad 5: 352)
Kelima, melaksanakan Shalat Idul Adha Dalam Mazhab Imam Abu Hanifah rahimahullah dan riwayat dari Imam Ahmad rahimahullah, diwajibkan kepada seluruh orang Islam untuk melaksanakan shalat id, dan orang yang meninggalkannya tanpa ada udzur, maka berdosa.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ .فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
''Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah." (QS Al-Kautsar/108: 1-2)
Sedangkan menurut Mazhab Syafi'I, Shalat Idul Adha bukan merupakan kewajiban, akan tetapi merupakan ibadah sunnah. Rasulullah bersabda:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى المُصَلَّى، فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ
''Rasûlulâh shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu berangkat pada hari 'Îdul Fitri dan Adha ke mushala. Beliau memulai dengan shalat.''
(HR Muttafaqun 'Alaihi)
Keenam, menyembelih hewan kurban Ibadah kurban merupakan ibadah sosial dari kaum muslimin di Dzulhijjah. Kurban atau menyembelih hewan kurban sangat baik dilakukan tiap muslim yang mampu di Dzulhijjah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kurban merupakan ibadah yang sangat baik jika dilakukan dengan ikhlas yang sudah dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim. Dan kurban adalah salah satu amalan yang dicintai Allah. Rasulullah bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »
''Dari Aisyah, Rasulullah mengatakan, tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai Allah daripada mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban." (HR Tirmidzi)
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Demikian Khotbah yang singkat ini, semoga bisa dipahami dan dapat melakukannya.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
2. Khotbah Jumat: Keteladanan Nabi Ibrahim as
Dikutip dari Nu Online, berikut contoh Khotbah Jumat tentang keteladanan nabi Ibrahim as.
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ
الْحَمْدُ لِنّهِ الْمَلِكِ الدِّيَّانِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمّدٍ سَيِّدٍ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى الهِ وَصحْبِهِ وَتَّابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزُّمَّانِ وَأَسْهَدُ أَنْ لَا إلة إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا سَرِيْكَ لَهُ الْمُنَزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزُّمَانِ وَالْمَكَّانِ، وَأَسْهَدُ أَنّ سَيِّدْنًا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَذِيْمْ كَانَ خُلْقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا يَعْدُ
عِدَادَ اللهِ أُوْصِلْكُمْ وَإِيَّاي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ قَازَ الْمُتُّقُوْنَ قَالْ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيِّهَا النَّاسُ اتِّقُوْا رَبِّكُمُ الَّذِي خَلْقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاجِدَةٍ وَخَلْقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَتٌ مِنْهُمَا رِجَالاً كَتِيْرًا وَنِيَاءً وَاتِّقُوا اللّهَ الَّذِي تًاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنّ اللَّه كَانْ عَليْكُمْ رَقِيْنًا
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Marilah senantiasa kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta'ala, dengan menjalankan perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Salah satu keteladanan Nabi Ibrahim alaihis salam adalah mampu membangun komunikasi yang baik kepada orang tua, istri, dan anaknya. Orang tua Nabi Ibrahim alaihis salam bernama Azar profesinya sebagai pembuat berhala. Akan tetapi, Nabi Ibrahim alaihis salam mampu menyampaikan dakwahnya dengan santun, tanpa menyakiti hati orang tuanya. Bahkan Nabi Ibrahim alaihis salam terus mendoakan orang tuanya agar diberi hidayah, kembali kepada jalan tauhid.
Sejarah
Kepada istrinya, Siti Hajar, Nabi Ibrahim alaihis salam juga berhasil mendidik dan membangun komunikasi yang bagus. Kepada putranya tercinta, Nabi Ibrahim alaihis salam sukses menanamkan tauhid yang kokoh dan akhlak mulia kepada Nabi Ismail alaihi salam.
Kisah tersebut termaktub dalam Al-Qur'an, tentang bagaimana Nabi Ibrahim alaihis salam berkomunikasi dengan putra tercinta ketika mendapat wahyu untuk menyembelihnya, sebagaimana disebutkan
Allah dalam firman-Nva dalam Surat As-Shaffat Ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."
Sang putra menunjukkan keteguhan aqidah, keluhuran, dan kemuliaan akhlaknya. Dengan tanpa reserve, tanpa alasan, dan tanpa penundaan waktu, Ismail muda menyatakan siap melaksanakan perintah Allah, siap berkorban, meskipun nyawa dirinya sendiri.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Pendidikan merupakan pemberian terbaik orang tua kepada anak-anaknya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya kurang lebih:
نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا خَيْرًا لَهُ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
"Tidak ada pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anak, melainkan pendidikan (adab) yang baik." (HR Tirmidzi)
Pendidikan tauhid dan akhlak dalam keluarga merupakan landasan utama dalam pembentukan karakter menuju pribadi yang siap menghadapi masa depan penuh tantangan. Tauhid yang kokoh dan akhlak mulia akan senantiasa memberikan ketentraman dalam hati, selalu berpikir dan berperilaku positif, serta menjadi sumber motivasi dalam segala kondisi untuk tetap berbuat yang terbaik, karena hanya kepada Allah lah segala amal dipersembahkan.
Keteguhan dalam keimanan, ketakwaan, serta serta keluhuran akhlak akan membentengi masyarakat dari segala perbuatan maksiat dan permusuhan yang dapat merongrong keutuhan dan kerukunan mereka, sebagaimana disebutkan oleh sastrawan, Syauqi Bey dalam syairnya, yang artinya sebagai berikut:
"Hidup dan bangunnya suatu bangsa bergantung pada akhlaknya, jika akhlak itu menghilang, bangsa itu hilang bersamaannya."
Jika nilai-nilai tauhid sudah hadir dalam hati setiap anggota masyarakat dan terimplementasi dalam akhlak mulia, maka pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala akan senantiasa menyertai dalam setiap perjalanan kehidupan. Karena tauhid bukan sekadar teori, tetapi ia merupakan kesatuan antara keyakinan yang diimplementasikan dalam setiap gerak langkah dalam bingkai akhlak mulia menuju ridha Allah subhanahu wa ta'ala.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
3. Khotbah Jumat: Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijjah
Masih mengutip sumber yang sama berikut Khotbah Jumat tengan 10 hari bulan dzulhijjah.
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السّلَامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ اُوْصِيْنِى وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah Marilah senantiasa kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta'ala, dengan menjalankan perintahdan meninggalkan segala larangan-Nya.
Hadirin yang berbahagia Saat ini, kita berada pada permulaan sepuluh hari awal Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah ini, kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal-amal kebaikan. Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta'ala. Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, bertobat dari semua dosa, memperbanyak membaca Al-Qur'an, dzikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, shalat- shalat sunnah, sedekah, dan lain sebagainya.
Hadirin rahimakumullah Begitu mulianya sepuluh hari pertama Dzulhijjah, Allah taala bersumpah dalam Al-Qur'an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya:
وَالْفَجْرِۙ وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ
''Demi waktu fajar, demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil.'' (QS Al-Fajr: 1-3)
Dalam sebuah hadits dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya kurang lebih:
"Tidak ada hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?," Rasulullah menjawab, "Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apa pun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad." (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun, yaitu Hari Arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah. Pada Hari Arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu. Hari Arafah juga hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya kurang lebih:
"Doa yang paling utama adalah doa pada Hari Arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu
لَاإلهَ إلَّا اللّهُ وَحْدَه لَاشَريْكَ لَهُ
(HR Imam Malik)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Semoga Allah limpahkan anugerah, Rahmat, dan pertolongan-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menunaikan peribadatan di hari-hari mulia ini untuk dapat menggapai ridla-Nya. Dan semoga Allah senantiasa membersamai kita dengan hidayah dan Taufiq-Nya, kita selamat di dunia dan akhirat.
بَـارَكَ اللهُ لِـيْ وَلَكُمْ بِالقُـرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِــيْ وَإِيَّــاكُــمْ بِمَــا فِيْهِ مِـنَ الآيَاتِ وَالـذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَأَقَـوْلُ قَوْلِي هذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِـيْ وَلَــكُمْ مِـنْ كُلِّ ذَنْـبٍ، فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَــا نَجَاةَ التَــائِبِيْنَ
Itu dia detikers 3 Khotbah Jumat dengan tema Idul Adha. Semoga bermanfaat.
(ihc/irb)