Dinkes Kota Batu Sebut Ada 10 Penyakit Paling Banyak Diderita Selama 2024

Dinkes Kota Batu Sebut Ada 10 Penyakit Paling Banyak Diderita Selama 2024

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 28 Apr 2025 15:10 WIB
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Batu -

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu mencatat ada 10 penyakit yang paling banyak diderita warga Kota Batu tahun 2024. Dari 10 macam penyakit, jumlah kasus Hipertensi Esensial paling tinggi ditemukan.

Berdasarkan data BPS Kota Batu, 10 penyakit yang banyak diderita warga Kota Batu pada 2024 antara lain, hipertensi esensial, rhinitis akut, infesi saluran pernapasan atas (ISPA), diabetes mellitus, gastritis, myalgia, influenza, ginggivitis, faringitis acute, Observasi febris (OF).

Dengan rincian, jumlah kasus hipertensi esensial sebanyak 25.408 jiwa, rhinitis akut 13.749 jiwa, ISPA 7.648 jiwa, diabetes melitus 7.915 jiwa, gastritis 5.369 jiwa, myalgia 6.526 jiwa, influenza 2.063 jiwa, ginggivitis 2.199 jiwa, faringitis acute 1.431 jiwa dan terakhir obs febris 1.390 jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati membenarkan bahwa kasus hipertensi esensial memang paling banyak ditemukan pada tahun 2024.

Ada 4 faktor saling terkait peningkatan kasus hipertensi di Kota Batu:

1. Gaya Hidup Modern:

- Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi makanan tinggi garam, lemak jenuh dan trans, serta rendah buah dan sayuran sangat umum dalam pola makan modern. Asupan garam berlebih menyebabkan tubuh menahan cairan, meningkatkan volume darah dan tekanan pada dinding arteri.

ADVERTISEMENT

"Lemak tidak sehat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri (aterosklerosis), mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah," kata Susana kepada detikJatim, Senin (28/4/2025).

- Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang semakin sedentary (kurang bergerak) berkontribusi pada peningkatan berat badan dan berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi. Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan ideal, memperkuat jantung, dan melancarkan aliran darah.

- Obesitas dan Kelebihan Berat Badan: Proporsi populasi dengan obesitas dan kelebihan berat badan terus meningkat secara global. Kelebihan berat badan membebani jantung dan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko hipertensi.

- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan tekanan darah.

- Merokok: Nikotin dalam rokok merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

2. Faktor Usia:

- Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Pembuluh darah cenderung menjadi lebih kaku dan kurang elastis seiring waktu, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

3. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga:

- Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini. Faktor genetik dapat memengaruhi bagaimana tubuh mengatur tekanan darah.

4. Faktor Lain:

- Stres: Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan sementara tekanan darah dan berkontribusi pada perkembangan hipertensi jangka panjang pada beberapa orang.

- Kondisi Kesehatan Tertentu: Beberapa kondisi medis seperti penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan hormon dapat meningkatkan risiko hipertensi.

- Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Beberapa jenis obat, seperti obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan kontrasepsi oral, dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa individu.

- Kurangnya Kesadaran dan Deteksi Dini: Banyak orang dengan hipertensi tidak menyadari kondisinya karena seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.

"Kurangnya pemeriksaan rutin dan kesadaran akan pentingnya tekanan darah normal berkontribusi pada tingginya prevalensi yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati," tandas Susana.




(dpe/fat)


Hide Ads