Pemudik yang melintas di jalur juga perlu mewaspadai potensi tanah longsor dan banjir bandang. Titik rawan bencana ini berada di bagian barat Kota Situbondo, tepatnya di sepanjang Kecamatan Banyuglugur hingga Kendit.
Risiko bencana tersebut meningkat saat musim hujan, seperti yang terjadi saat ini. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis kawasan tersebut yang berada di titik terendah, dekat dengan tepi pantai.
Beberapa waktu lalu, kawasan ini sempat dilanda banjir akibat luapan air dari daerah hulu yang meluap hingga memutus arus lalu lintas di Jalur Pantura Situbondo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banjir luapan sungai memang hampir setiap tahun terjadi saat intensitas hujan tinggi seperti saat ini," jelas Kepala Pelaksana BPBD Situbondo, Sruwi Hartanto, Rabu (26/3/2025).
Menurutnya, kondisi ini disebabkan oleh posisi Jalur Pantura di Kecamatan Mlandingan, Bungatan, dan Kendit yang berada di bawah gugusan Gunung Putri.
"Persis di belakang Jalur Pantura di Mlandingan, Bungatan, Kendit itu memang bukit," ujarnya.
Sruwi menambahkan, saat curah hujan meningkat, air dari kawasan atas akan mengalir ke jalur tersebut, berpotensi menyebabkan banjir.
"Mudah-mudahan saja saat ini intensitas hujan tidak tinggi, sehingga tidak berdampak atau mengganggu arus lalu lintas di Jalur Pantura," harapnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Jalur Pantura Situbondo, khususnya di Banyuglugur, Mlandingan, Bungatan, dan Kendit, beberapa kali mengalami kemacetan total selama beberapa jam. Penyebabnya beragam, mulai dari banjir luapan sungai, banjir bandang, hingga faktor lainnya.
Akibatnya, ruas jalan nasional ini sempat terputus karena air bercampur lumpur dan batu menutupi jalan. Biasanya, jalur baru bisa kembali dilalui setelah mendapat penanganan dari instansi terkait.
(ihc/iwd)