Jalur Pantura Situbondo menjadi rute utama bagi pemudik dari arah barat (Surabaya) maupun timur (Bali). Menjelang Lebaran, lonjakan volume kendaraan di jalur ini tak terhindarkan.
Meskipun tidak memiliki titik black spot yang dominan, beberapa lokasi di sepanjang jalur sepanjang 110 km ini tetap harus diwaspadai karena rawan kecelakaan.
Salah satu titik rawan adalah wilayah Hutan Baluran. Secara umum, kondisi jalan di kawasan ini mulus dan cukup lebar. Namun, kontur jalan yang naik turun dalam jarak panjang kerap membuat pengemudi lengah. Kendaraan besar pun sering kesulitan saat melewati tanjakan panjang di area ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, jalan bergelombang kasar juga ditemukan di ruas Banyuglugur hingga Asembagus, terutama di sisi utara atau lajur kiri, jika melintas dari arah Surabaya. Kondisi ini diperkirakan terjadi akibat frekuensi tinggi kendaraan berat yang melintas dari Surabaya menuju Banyuwangi hingga Bali.
Pengemudi harus ekstra waspada, terutama saat berkendara di malam hari, karena kondisi jalan bergelombang dan berlubang bisa sulit terlihat.
"Sepanjang rute Baluran-Banyuglugur ada 5 Posyan atau Poskam yang kami sediakan," ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Situbondo, Ipda Rudi Wicahyono, kepada detikJatim, Kamis (27/3/2025).
Kelima Posyan tersebut berada di Hutan Baluran, Jangkar, dalam Kota Situbondo, Pasir Putih, dan Banyuglugur.
"Selain berfungsi sebagai rest area, pos tersebut untuk memantau kondisi traffic jalan sepanjang masa mudik hingga balik," tambahnya.
Bagi pemudik yang melintasi Jalur Pantura Situbondo, tetaplah waspada dan fokus selama perjalanan. Jika merasa lelah, sebaiknya beristirahat sejenak di rest area yang tersedia, mengingat lalu lintas di jalur ini cenderung meningkat signifikan selama mudik.
(irb/hil)