"Penutupan semua pasar hewan yang dimulai sejak 16 Januari 2025, sebagai salah satu strategi untuk mencegah kasus baru. Pada 29 Januari lalu, semua pasar hewan kembali dibuka," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah, Jumat (31/1/2025).
Pihak tetap berkomitmen untuk melakukan pengawasan ketat di setiap pasar hewan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko lonjakan kasus PMK yang mungkin terjadi.
"Meskipun pasar hewan sudah buka, akan tetapi masih dalam pengawasan kami. Ternak yang dijual di pasar, harus sehat. Kami akan terus melakukan evaluasi dengan mempertimbangkan perkembangan kasusnya," tegas Alfiah.
Pemerintah mengimbau kepada seluruh pihak terkait, baik pedagang, peternak, maupun masyarakat umum, untuk tetap waspada dan proaktif dalam mencegah penyebaran PMK.
Beberapa langkah pencegahan yang perlu diperhatikan, antara lain memastikan kesehatan hewan ternak sebelum dijual atau dibeli, menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, serta melaporkan kepada petugas jika menemukan hewan ternak yang sakit.
"Sinergi antara pemerintah, pedagang, peternak dan masyarakat menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan mencegah penyebaran PMK yang lebih luas," terangnya.
Dengan dibukanya kembali semua pasar hewan, diharapkan roda perekonomian di Kabupaten Pasuruan dapat kembali berputar. Pasar hewan yang Kabupaten Pasuruan antara lain Pasar Hewan Nguling, Grati, Gondangwetan, Wonorejo, Sukorejo, Pandaan, Gempol dan Bangil, yang dikelola pemerintah daerah. Dan satu pasar yang dikelola pemerintah desa dimyakni Pasar Desa Wonosari, Kecamatan Tutur.
Untuk diketahui, sepanjang Januari 2025, kasus PMK di Kabupaten Pasuruan mencapai 166 ekor sapi. Dari jumlah tersebut, 36 ekor dinyatakan sembuh, 8 ekor meninggal dunia dan 121 ekor masih dalam perawatan.
(hil/iwd)