Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak terus bertambah di saat vaksin belum tersedia. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan mengambil tindakan pendampingan dan pengawasan terhadap petani secara langsung.
Kasus PMK yang menyerang sapi pada Desember sebelumnya tercatat 99 ekor. Jumlah itu terus bertambah menjadi 103 kasus dan 94 sapi dinyatakan sembuh.
"Kami dampingi sejumlah peternak sapi selama menunggu kiriman vaksin dari Kementerian Peternakan," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiyah, Sabtu (4/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bentuk pendampingan yang dilakukan yakni penyuluhan secara periodik dengan penekanan bahwa penularan PMK dengan cara menjaga kebersihan dan sterilisasi. Teknisnya bagi peternak yang mempunyai lebih dari satu kandang agar berganti baju saat berpindah ke kandang lainnya. Dan jika ada sapi yang terjangkit PMK harus dibedakan kandangnya.
"Selain menjaga kebersihan, kami mendistribusikan 562 botol obat pencegah demam, 720 box vitamin dan 48 botol disinfektan. Pendistribusian tersebut tersebar di titik-titik peternak yang rentan terkena PMK," jelasnya.
Menurut Alfiyah, sejumlah kandang sapi sudah disemprot disinfektan. Dan sejumlah sapi yang sebelumnya terkena PMK dan sembuh disuplai vitamin.
Peternak asal Winongan Lukman mengatakan salah satu penyebab merebaknya virus PMK yakni perubahan iklim. Ia mengaku sangat khawatir hewan peliharaannya terkena virus PMK.
"Kami berharap segera ada kiriman vaksin dari Kementerian Peternakan," ungkapnya.
(dpe/iwd)