Daerahmu Belum Hujan? Ini Tata Cara Salat Istisqa' untuk Datangkan Hujan

Daerahmu Belum Hujan? Ini Tata Cara Salat Istisqa' untuk Datangkan Hujan

Angely Rahma - detikJatim
Minggu, 12 Jan 2025 16:30 WIB
Ilustrasi Berdoa.
Ilustrasi Berdoa Foto: Mohamed Hassan/Pixabay
Surabaya - Mayoritas daerah di Indonesia kini sudah mulai diguyur hujan, kabar baik yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang setelah mengalami panas yang berkepanjangan.

Kedatangannya bagaikan rahmat dan jawaban dari banyaknya harapan yang dipanjatkan oleh seluruh makhluk.

Sayangnya, ada beberapa daerah yang belum kunjung mendapatkan tanda-tanda akan turun hujan, menyebabkan rasa panas yang menyengat dan membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memohon diturunkan hujan adalah dengan melakukan salat istiqa'. Apa arti salat tersebut? Bagaimana tata caranya simak selengkapnya berikut ini.

Makna salat Istiqa'

Menurut informasi dari laman resmi kemenag.go.id, sesuai dengan namanya,al-istisqa'ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama Fiqh mendefinisikan salat Istisqa sebagai salat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Salat istisqa' telah dipraktikkan di zaman Rasulullah Saw.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:


خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن

Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).

Macam-Macam Istisqa

Sholat Istisqo' ternyata memiliki beberapa macam jenis dan tidak hanya berupa sholat saja, yakni;

  1. Istisqa yang paling ringan: Doa tanpa shalat, dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid, sendiri atau berjamaah. Sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang saleh.
  2. Istisqa pertengahan: Doa setelah shalat Jumat atau shalat lainnya, saat khutbah Jumat atau khutbah lain berlangsung.
  3. Istisqa yang paling utama: Dilakukan dengan diawali salat dua rakaat dan diakhiri dengan dua khutbah. Dapat dilakukan oleh siapa saja, baik musafir maupun muqim, serta penduduk kampung atau kota.

Waktu dan Tempat Istisqa

Waktu pelaksanaan sholat istisqa' jika hanya melakukan doa, dapat dilakukan kapan saja. Namun lebih baik dilakukan ketika khutbah Jumat. Jika istisqo' menggabungkan doa dan shalat, dapat dilakukan kapan saja, asalkan tidak pada waktu yang dimakruhkan untuk shalat.

Waktu yang utama adalah saat matahari mulai naik antara waktu Dhuha hingga Zhuhur, sama seperti pelaksanaan shalat Ied. Sedangkan untk tempat pelaksanaannya, sholat istisqo' bisa dilakukan baik di masjid maupun di luar masjid.

Adab Sebelum Shalat Istisqa

Sama seperti sholat Sunnah Ied, ternyata sholat Istisqo' juga memiliki adab yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan sholat, diantaranya;

  1. Memperbanyak istighfar dan taubat beberapa hari sebelum pelaksanaan.
  2. Menghindari perbuatan zalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzalimi.
  3. Didahului dengan puasa selama tiga hari.
  4. Pada hari pelaksanaan, disunnahkan untuk berpuasa.
  5. Memperbanyak sedekah.
  6. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah, seperti mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, serta mengenakan baju yang sederhana.
  7. Berangkat ke tempat pelaksanaan dengan keadaan tawadhu, khusyu', dan penuh harapan kepada Allah.
  8. Datang dengan membawa hewan ternak

Tata Cara Pelaksanaan Salat Istisqa

Salat Istisqa' adalah ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan. Berikut adalah tata cara pelaksanaan Salat Istisqa' yang dapat diikuti:

1. Berkumpul di Tempat yang Lapang

Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk melaksanakan salat secara berjamaah. Tempat ini diutamakan agar semua jamaah dapat berkumpul dan melaksanakan ibadah dengan khusyuk.

2. Niat Salat Istisqa'

Imam dan makmum tanpa didahului azan dan iqamah, berniat untuk melaksanakan salat Istisqa'. Niat yang dapat diucapkan adalah:

اُصَلِّ سُنَّتَ الأِسْتِسْقَاءِرَكْعَتَيْنِ اِمَامًا/مأَمُوْمًالِلّٰهِ تَعَالٰى

(Saya niat salat sunnah Istisqa' dua rakaat menghadap kiblat, sebagai imam/makmum, untuk Allah Ta'ala).

3. Takbiratul Ihram dan Takbir Tambahan

Setelah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Takbir ini sebagai simbol pengagungan kepada Allah SWT.

4. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek

Pada setiap rakaat, imam membaca surat Al-Fatihah dan satu surat pendek dengan jelas agar dapat didengarkan oleh makmum. Setelah membaca, dilanjutkan dengan ruku', dua sujud, dan duduk di antara dua sujud.

5. Duduk Tahiyyat Akhir dan Salam

Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, serta salawat, sama seperti yang dibaca dalam salat wajib. Salat diakhiri dengan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.

6. Khutbah Setelah Salat

Setelah salat, imam menyampaikan khutbah yang didengarkan oleh jamaah yang hadir. Khutbah salatIstisqa' terdiri dari dua khutbah, di mana khatib berdiri dan duduk sekali di antara kedua khutbah. Rukun khutbah dan tata caranya sama seperti khutbah setelah salat Id, di mana terdapat takbir sembilan kali pada khutbah pertama dan tujuh kali pada khutbah kedua.

Dalam materi khutbah, dianjurkan agar khatib mengajak umat Islam untuk banyak bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar, dengan harapan Allah SWT mengabulkan kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya saat kemarau panjang. Dalam khutbah ini juga disunnahkan membaca surat Fushilat ayar10-12.

7. Doa Setelah Khutbah

Setelah mengakhiri khutbah pertama dan kedua, khatib disunnahkan untuk membaca doa dengan cara membalikkan badan dan menghadap kiblat, sambil mengangkat kedua tangan.

Doa yang dipanjatkan pada penghujung khutbah salat Istisqa' yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW adalah:

1- (اللهم اسقنا، اللهم اسقنا، اللهم اسقنا) (اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا)
2 - (اللهم اسقنا غيثًا مغيثًا، مريعًا، نافعًا غير ضار، عاجلاً غير آجل)
3 - (الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، ملك يوم الدين، لا إله إلا الله يفعل ما يريد، اللهم أنت الله لا إله إلا أنت الغني ونحن الفقراء، أنزل علينا الغيث واجعل ما أنزلت لنا قوة وبلاغًا إلى حين)
4 - (اللهم اسق عبادك، وبهائمك، وانشر رحمتك، وأحيي بلدك الميت)
5 - (اللهم اسقنا غيثًا مريئًا مريعًا طبقًا عاجلاً غير رائث ، نافعًا غير ضار)

Dengan mengikuti tata cara ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan salat Istisqa' dengan baik, memohon kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan yang sangat dibutuhkan.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom


(ihc/fat)


Hide Ads