Puluhan ribu warga Kota Malang masuk dalam kategori miskin pada tahun 2024. Angka kemiskinan di Kota Malang tahun ini berada di angka 3,91%
"Pada tahun 2024 ini, (kemiskinan) angkanya 3,91% atau setara dengan 34.840 jiwa," ujar Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito kepada wartawan, Jumat (6/12/2024).
Meski begitu, saat mengacu ada data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kota Malang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2022 angka kemiskinan di Kota Malang sebesar 4,37%. Kemudian, pada tahun 2023 angka kemiskinan di Kota Malang kembali menurun lagi menjadi 4,26%," terang Donny.
Saat dibandingkan dengan tahun 2023, angka kemiskinan tahun 2024 menurun sebesar 0,35% atau 2.940 ribu jiwa. Dari 37.780 jiwa menjadi 34.840 jiwa tahun 2024.
Donny mengatakan, Pemkot Malang melakukan berbagai upaya pengentasan kemiskinan. Menurunya angka kemiskinan ini membuktikan bahwa langkah tersebut berhasil.
Pengentasan kemiskinan ini dilakukan melalui Tim Percepatan Penurunan Kemiskinan (TPPK) berkolaborasi bersama perangkat daerah Pemkot Malang lainnya.
Ada tiga sasaran utama program kegiatan pengentasan kemiskinan di Kota Malang. Yakni, meningkatkan pendapatan, meringankan beban pengeluaran dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan.
Program kegiatan dengan sasaran meringankan beban pengeluaran dilakukan dengan cara pemberian bantuan sembako dari Dispangtan Kota Malang serta pemberian makanan tambahan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang.
"Kemudian untuk program mengurangi kantong-kantong kemiskinan dilakukan lewat penongkatan infrastruktur jalan di pemukiman oleh DPUPRPKP Kota Malang," terang Donny.
"Selain itu, ada peningkatkan pendapatan masyarakat miskin, misalnya Diskopindag memberi bantuan alat usaha. Misalnya alat kemasan, mesin jahit. Itu kan dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan," sambungnya.
Sementara Dinsos P3AP2KB Kota Malang juga terus membenahi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dengan update data ini diharapkan program kegiatan pemerintah nantinya bisa tepat sasaran.
"DTKS itu berisi satu paling bawah itu masyarakat yang masuk di kelompokan miskin ekstrim, kemudian masyarakat miskin, masyarakat rentan," kata Donny.
"Harapan kami, DTKS itu bisa mengetahui mana masyarakat miskin yang bisa dibantu dan mana masyarakat rentan yang perlu dibantu di Kota Malang," harapnya.
Selain itu, Dinsos P3AP2KB Kota Malang juga berkolaborasi dengan Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial. Seperti adanya Program Keluarga Harapan (PKH) dan program Pejuang Ekonomi Keluarga (PENA).
(dpe/fat)