Amblesnya 60 Sumur secara Bersusulan Bikin Warga di Kediri Gempar

Jatim Flashback

Amblesnya 60 Sumur secara Bersusulan Bikin Warga di Kediri Gempar

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 14 Sep 2024 21:10 WIB
Sumur yang ambles di Kediri bersusulan hingga berjumlah 60 lebih.
Sumur yang ambles di Kediri bersusulan hingga berjumlah 60 lebih. (Foto: dok. detikcom)
Kediri -

Puluhan sumur milik warga di 3 dusun yang ada di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri ambles bersusulan pada bulan Maret 7 tahun silam. Peristiwa ini membuat suasana di desa itu sedikit mencekam sekaligus mengkhawatirkan. Apalagi warga juga sempat kebingungan bagaimana cara mereka mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari setelah peristiwa itu.

Data dari pemerintah Desa Manggis menyebutkan, total ada 60 sumber air milik warga yang ambles beserta bibir sumurnya menyisakan lubang menganga di lahan yang berdekatan dengan rumah pemiliknya. Selain itu, ada 25 sumur sumur milik warga lain yang dinyatakan nyaris ambles pada 28 Maret 2017. Lantas apa yang sebenarnya terjadi dan menyebabkan puluhan sumur tersebut ambles?

Fenomena puluhan sumur ambles itu terjadi di Dusun Nanas dan Dusun Dorok, Desa Manggis. Amblesnya sumur itu memang tidak langsung bersamaan dalam sehari, tetapi menurut warga berlangsung berturut-turut selama kurang lebih hampir 2 pekan. Diawali amblesnya sumur milik warga bernama Mbah Mamirin yang menurut penuturan warga diawali dengan suara gemuruh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah amblesnya sumur milik Mbah Mamirin, menyusul sumur-sumur milik warga lain dan selalu didahului dengan suara gemuruh diikuti bibir sumur yang ambles ke dalam tanah hingga membuat retakan pada fondasi di atas sumur. Akibat amblesnya sumur-sumur milik warga ini, air berubah keruh karena bercampur tanah dan material sumur. Bukan cuma itu, amblesan bibir sumur itu juga membuat air sumber air tersumbat.

"Yang pertama dulu seingat saya sumur punya Mbah Mamirin, langsung amblas setelah ada suara gemuruh dari dalam sumur," kata Nanang, salah seorang pemuda Desa Nanas yang ditemui detikJatim pada Kamis 27 Maret 2017.

ADVERTISEMENT

Kepala Dusun Nanas, Mujiran mengaku peristiwa amblasnya sumur warga ini belum pernah terjadi sebelumnya. Mujiran menjelaskan bahwa ketika bibir sumur itu ambles, air dalam sumur itu naik. Peristiwa amblesnya sumur itu menurutnya membuat warga khawatir akan berdampak pada fondasi rumah dan mengancam keselamatan warga pemilik sumur.

"Tanahnya tergerus, airnya naik. Akhirnya amblas mas sumurnya. Warga khawatir, tanah di dalam tergerus dan mengancam fondasi rumah," Jelas Mujiran.
Pantauan di lokasi saat itu, sumur-sumur yang ambles itu rata-rata berdiameter antara 1-1,5 meter dengan kedalaman antara 10 meter hingga 25 meter. Sedangkan jarak antara sumur-sumur yang ambles itu, cukup bervariasi. Ada yang berjarak 10 meter dari sumur lainnya, ada juga yang jaraknya mencapai 50 meter.

Pemerintah desa yang mendapatkan laporan dari warga segera melakukan tindakan dengan melakukan pengecekan ke lokasi. Mujiran selaku kepala desa saat itu juga telah mengeluarkan imbauan kepada pemilik sumur yang ambles agar lebih waspada dan tidak mendekati lokasi amblesan sumur.
Tak hanya pihak desa, Puskesmas Kecamatan Puncu juga langsung melakukan pemeriksaan dan pengambilan sample air pada sumur mengingat kondisi sumur yang ambles warna airnya berubah keruh dan berbau tanah.

"Ini tadi kita ambil air yang sudah amblas, air sudah tercampur tanah dan lumpur, namun untuk lebih jelasnya nanti kita lihat hasilnya apakah ini layak konsumsi atau tidak, jika tidak kita akan melaporkan ke atasan apakah diperlukan bantuan air bersih atau tidak, mengingat kebutuhan air sangat vital," ujar Ahmad Rokib, Kepala Puskesmas Puncu, Kab Kediri.

Sumur yang ambles di Kediri bersusulan hingga berjumlah 60 lebih.Sumur yang ambles di Kediri bersusulan hingga berjumlah 60 lebih. (Foto: dok. detikcom)

Sejumlah warga di 2 dusun terdampak pun sempat khawatir soal kebutuhan air bersih. Sutikno, warga Dusun Nanas merupakan salah satu yang mengeluhkan amblasnya sumur miliknya pada 23 Maret 2017. Setelah sumur itu ambles dia berupaya membuat sumur baru, tapi dia bingung bagaimana mendapatkan air bersih selama sumur baru belum jadi.

"Sejak kemarin saya sudah mulai bingung gimana ini dapat air bersih, saya minta tetangga, tetangga juga amblas sumurnya, akhirnya ya minta tetangga yang agak jauh ditambah beli air mineral di toko mas," kata Sutikno.

Menanggapi kegelisahan warganya yang khawatir kesulitan air bersih, pihak pemerintah desa berkoordinasi dengan Pemkab Kediri agar menyediakan dropping air bersih bila memang warganya membutuhkan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan pemkab, jika memang butuh air bersih Dropping Air bersih dapat segera disalurkan," jelas Mujiran.

Pada hari berikutnya, 28 Maret, Mujiran menyebutkan bahwa sumur yang terancam ambles bertambah. Tidak hanya di Dusun Nanas dan Dusun Dorok, sejumlah sumur di Dusun Jambean juga nyaris terdampak. Data dari Sekretaris Desa Manggis saat itu menyebutkan bahwa sumur warga yang nyaris ambles itu berjumlah 25 sumur.

"Sementara kan 64, nah ini ketambahan 25 sumur lagi dalam kondisi yang akan amblas jadi total sekitar 89 Sumur," katanya.

Kepala Dusun Nanas, Sutarji menyebutkan bahwa Desa Manggis memiliki kontur tanah regosol. Yakni tanah hasil erupsi gunung berapi dengan bentuk wilayah yang berombak sampai bergunung meski bersifat subur. Dia mengaku heran dengan peristiwa itu karena Desa Manggis jauh dari sungai dan bukit, tapi memang berada di lereng Gunung Kelud.

"Sini jauh mas dari sungai dan bukit, paling dekat yaa Gunung Kelud," jelas Sutarji.

Penjelasan Kementerian ESDM. Baca di halaman selanjutnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM mengeluarkan keterangan tertulis di situs web resminya pada Jumat 28 April 2017 untuk menjelaskan tentang peristiwa itu. Disebutkan bahwa sumur yang ambles di Desa Manggis total sebanyak 64 buah. Amblesnya sumur itu terjadi karena adanya gerakan tanah.

Catatan Badan Geologi menyatakan peristiwa itu terjadi mulai 24 April hingga 27 April 2017, bukan hampir 2 minggu sebagaimana keterangan warga setempat. Lokasi kejadian itu dijelaskan merupakan bagian utara Gunung Kelud yang sebagian besar dataran dengan kemiringan lereng datar-agak miring dengan elevasi 242 meter di atas permukaan laut.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM saat itu, Ego Syahrial menyebutkan gerakan tanah itu menyebabkan 64 sumur warga ambles sedalam 2-3 meter. Dia sebutkan kronologinya, yakni pada 24 April tercatat 17 sumur ambles di Dusun Nanas ; 31 sumur ambles di Dusun Dorok ; 11 sumur di Dusun Jambean. Kemudian Pada 26 April kembali ambles 4 sumur di Dusun Nanas dan terakhir 27 April 1 sumur di Dusun Nanas.

"Warga sudah tidak dapat memanfaatkan sumur tersebut karena warnanya keruh dan warga saat ini merasa ketakutan karena akan terjadi ambles susulan," ujar Ego.

Mengenai penyebab gerakan tanah dia memperkirakan hal itu terjadi akibat curah hujan yang tinggi selama 3 hari berturut-turut yang masuk ke dalam tubuh batuan piroklastik gunung api Kelud. Batuan piroklastik yang bersifat lepas dan sarang tinggi merupakan batuan penutup lahan di Desa Manggis itu.

Akumulasi air yang cepat dan besar di bawah permukaan memicu pergerakan air yang mengikuti kemiringan lahan dan membawa sebagian lapisan batuan piroklastik di bagian dasar sumur sehingga muncul ruang kosong yang memicu amblesnya puluhan sumur milik warga tersebut.

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)


Hide Ads