Pesan Emil Dardak Soal Kecerdasan Buatan di Milad ke-96 Nasyiatul Aisyiyah

Pesan Emil Dardak Soal Kecerdasan Buatan di Milad ke-96 Nasyiatul Aisyiyah

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 06 Jul 2024 23:30 WIB
Emil Elestianto Dardak.
Emil Elestianto Dardak. (Foto: Istimewa)
Lumajang -

Organisasi perlu berkomitmen terhadap pembangunan bangsa dan agama. Muhammadiyah serta Nasyiatul Aisyiyah merupakan salah satu pelopor dan teladan dalam membentuk sikap gotong royong yang luar biasa.

Demikian yang disampaikan Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jatim Periode 2019-2024 yang secara khusus menghadiri Resepsi Milad Ke-96 Nasyiatul Aisyiyah Jatim yang digelar di GOR Sport Center Kabupaten Lamongan.

"Alhamdulillah pagi hari ini saya bisa menjadi bagian dari acara yang diselenggarakan Nasyiatul Aisyiyah Jatim. Saya diminta hadir mewakili Ibunda Khofifah Indar Parawansa sebagai wujud cinta kami kepada panjenengan semua yang telah menjadi mitra luar biasa selama 5 tahun kami bertugas di Jatim," kata Emil, Sabtu (6/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami Arumi Bachsin itu menuturkan bahwa gerakan Muhammadiyah termasuk Nasyiatul Aisyiyah di dalamnya telah memberikan sumbangsih dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat bahkan amal usaha untuk pemberdayaan ekonomi umat.

"Di sanalah kader dari Nasyiatul Aisyiyah berada di garda terdepan untuk bisa memperjuangkan nilai-nilai mulia tersebut dengan semangat gotong royong" ucap Emil.

ADVERTISEMENT

Emil menyampaikan juga terkait pentingnya memiliki investasi terhadap pembangunan sumber daya manusia selain pembangunan fisik. Jika diiringi dengan semangat gotong royong, kedua hal itu akan memberikan dampak positif bagi pembangunan bangsa.

Pasalnya, jika menilik anggaran pemerintah hanya menyumbang 5% dari roda perekonomian di Jawa Timur, dan yang menggerakkan lebih besar adalah konsumsi rumah tangga sebesar 60 persen dan 28% lainnya adalah investasi.

"Bangsa kita tidak hanya dibangun dengan beton dan baja saja, tapi dengan pengabdian para kader-kader kesehatan yang mengabdi di desa-desa, pengabdian para guru di pelosok desa, pegunungan bahkan pesisir, mereka harus kita sejahterakan, berikan perhatian dan komitmen kita bersama," kata Emil.

Lebih lanjut, dalam kaitan mengenai konsep gotong royong, Emil mengatakan bahwa Jatim mengalami penurunan tingkat kemiskinan tertinggi di pulau Jawa atas kerja keras semua pihak.

Jatim menyumbang hampir 1/3 dari penurunan kemiskinan Nasional. Dalam periode survey terakhir hingga Maret 2024, pengentasan kemiskinan di Jatim mencapai angka sebesar 206.120 jiwa.

"Dengan semangat gotong royong dan berjuang bersama dapat mencapai angka penurunan yang baik ini," kata Emil.

Di depan ribuan kader Nasyiatul Aisyiyah yang hadir, Emil juga menggambarkan betapa pentingnya menyesuaikan cara berjuang dan berperan dalam pembangunan secara adaptif dan progresif di era disrupsi ini.

Kemampuan digital seperti pemahaman akan penggunaan artificial intelegent (AI) perlu ditanamkan agar setiap insan di Jatim bisa menggunakannya secara baik dan efektif.

"Kita lihat contoh kecil penggunaan AI seperti filter di medsos, trus ada yang nyanyi menggunakan suara tokoh bahkan sampai ada yang dapat memudahkan pekerjaan kita, ini kita harus antisipasi dan perlu dipahami bahwa orang yanh tidak tau cara menggunakan AI akan tergusur oleh orang yang mampu memahami AI dengan seksama," ungkap Emil.

"Dengan semangat gotong royong, saya ingin mengajak dalam kapasitas apapun yang saya pegang dan dengan kemitraan dengan semua, mari kita mulai menggagas program pemberdayaan AI untuk kader Nasyiatul Aisyiyah Jatim agar kita sama-sama memahami makna dari kecerdasan buatan," katanya.




(dpe/fat)


Hide Ads