Emil Dardak Ungkap Kondisi Terkini COVID-19 di Jawa Timur

Emil Dardak Ungkap Kondisi Terkini COVID-19 di Jawa Timur

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 02 Jun 2025 21:45 WIB
Wagub Jatim Emil Dardak
Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. (Foto: dok. Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Kemenkes RI kembali mengingatkan masyarakat mewaspadai potensi peningkatan kasus COVID-19. Meski tren kasus di Indonesia menunjukkan penurunan, kawasan Asia mengalami lonjakan kasus sejak awal 2025 dan mendorong pemerintah menerbitkan surat edaran kewaspadaan terbaru.

Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak membeberkan kondisi terkini penyebaran kasus COVID-19 di Jatim. Menurut Emil pada 2025 ini hanya ditemukan 2 kasus COVID-19 di Jatim.

"Di Jawa Timur dilaporkan ada dua kasus COVID-19. Temuan kasus itu ada di Minggu ke 3 dan 18 tahun 2025. Dan tidak ada terdata lagi," kata Emil di Gedung DPRD Jatim, Senin (2/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emil mengakui adanya potensi peningkatan kasus COVID-19 jika dilakukan test secara masif seperti dahulu. Saat ini, alur pengecekan swab pasien COVID-19 sudah berbeda dibandingkan saat masih Pandemi.

"Sejak Kepres nomor 17 tahun 2023, status pandemi suda dinyatakan selesai. Ini memang datanya di minggu ke 19 menuju ke minggu 20, ini kasus COVID-19 teridentifikasi menurun dari 28 kasus ke 3 kasus (di seluruh Indonesia). Yang dominan COVID varian MB1.1," bebernya.

ADVERTISEMENT

"Jadi alur pemeriksaan COVID saat ini mengikuti program kalau pasien demam di atas 38 derajat, kurang dari 10 hari dan batuk, maka dari fasilitas kesehatan yang merawat akan melakukan swab dan dikirim ke BBLABKESMAS Surabaya untuk survailens influenza secara keselurahan," tambahnya.

Emil mengatakan saat ini belum ada arahan dari Kemenkes RI untuk tambahan vaksin COVID-19 dan sebagainya di tengah kenaikan kasus di negara-negara Asia.

"Jadi COVID 19 ini didata meningkat di negara-negara Asia semisal di Thailand, Hongkong, Malaysia, Singapura. Transmisi penularan dan angka kematian rendah. Jadi tingkat penyebarannya meningkat, tapi tidak masif dan bismillah kita berharap tidak ada angka kematian," jelasnya.

"Saat ini belum ada arahan lagi untuk tambahan vaksin, atau untuk pasien-pasien yang immunocompromised, artinya ada bahaya tingkat daya ketahanan tubuh dan lansia, itu belum ada instruksi kemenkes. Kita pantau terus, dari Dinkes kami update terus," tandasnya.




(dpe/abq)


Hide Ads